Pendidikan
Dikbud Malang Rancang Kurikulum Muatan Lokal Pengganti Budi Pekerti
Diterbitkan
2 bulan yang lalu||

Memontum Kota Malang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang berencana membuat kurikulum muatan lokal untuk pengganti budi pekerti. Hal ini dilakukan, untuk menetralisir mulai lunturnya pendidikan budi pekerti kepada generasi penerus bangsa.
“Saat awal menjabat di Dikbud Kota Malang, pendidikan karakter menjadi PR buat saya. Karena adik-adik kita sekarang, mulai luntur budi pekertinya,” ungkap Kepala Dikbud Kota Malang, Suwarjana, Kamis (25/02) tadi.
Menurut Suwarjana, sekolah-sekolah sudah melakukan penekanan pendidikan budi pekerti, namun dirasa masih belum efektif. Hal itu dikarenakan, pendidikan itu masih menjadi satu dengan mata pelajaran Pendidikan Agama.
“Sekolah di Kota Malang sudah melakukan, tapi hanya pagi hari dikumpulkan di suatu tempat ibadah bareng-bareng. Saya rasa itu kurang efektif,” tambah pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah itu.
Baca Juga: Penilaian Keseharian Jadi Syarat Kelulusan Siswa Kota Malang Tahun 2021
Oleh karena itu, pihaknya gerak cepat mengumpulkan pengawas, kepala sekolah, dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS). Hal itu, untuk membahas pembuatan kurikulum muatan lokal budi pekerti.
“Menurut kami, lebih efektif kalau pendidikan karakter budi pekerti masuk mata pelajaran sendiri. Kalau selama ini kan dititipkan di Pendidikan Agama,” paparnya.
Meski diakui Suwarjana akan ada resiko yang dihasilkan dengan penetapan muatan lokal ini, seperti penambahan jam pelajaran dan lama jam kerja guru juga bertambah, namun akan dicoba dan dievaluasi.
“Tapi tetap akan kami evaluasi terus bersama perangkat terkait. Doakan, nanti maksimal di tahun ajaran 2022, pendidikan itu sudah ada,” tuturnya. (cw1/sit)