Kota Malang

Pemkot Malang Dukung Program Nasional Penurunan Angka Stunting

Diterbitkan

-

Pemkot Malang Dukung Program Nasional Penurunan Angka Stunting

Memontum Kota Malang – Wakil Wali (Wawali) Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, didampingi Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso, mengikuti Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak secara daring di NCC Balai Kota Malang, Kamis (12/05/2022) tadi. Usai mengikuti kegiatan tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang berkomitmen mendukung program Nasional, dalam rangka percepatan penurunan angka stunting 14 persen.

Wawali, Bung Edi, mengatakan pada kegiatan itu juga diikuti oleh berbagai kelompok masyarakat yang turut serta mensukseskan percepatan penurunan angka stunting. “Di seluruh Indonesia dicanangkan hari ini, langkah-langkah yang sudah dilakukan baik oleh Pemerintah Pusat, Provinsi hingga Kabupaten atau Kota telah membentuk tim untuk program tersebut,” ucap Bung Edi, Kamis (12/05/2022) tadi.

Baca juga:

Dirinya juga menjelaskan, untuk pencegahan stunting nantinya akan dilakukan secara preventif, dan itu menjadi langkah yang paling tepat. Sasarannya, yakni mengedukasi para Calon Pengantin (Catin). Itu dilakukan agar mereka mempersiapkan dengan baik, mulai hamil, memasuki pasca kelahiran, hingga kebutuhan gizi bayi dapat terpenuhi.

“Tugasnya salah satu mempersiapkan pemuda-pemudi yang akan menikah. Hal ini bertujuan supaya dipersiapkan sejak dini dalam memasuki fase keluarga hingga hamil dan sebagainya, agar lebih diperhatikan. Secara preventif itu mencegah terjadinya kelahiran bayi stunting. Karena bayi yang telah memasuki umur lebih dari 1.000 hari akan sulit untuk mengintervensi kasus tersebut,” jelasnya.

Advertisement

Saat dikonfirmasi mengenai angka stunting di Kota Malang, pihaknya menyebutkan bahwa lebih awal sudah memenuhi target secara Nasional. Dimana tingkat prevalensi angka stunting itu sudah 13 persen.

“Kemarin dari Dinkes menyampaikan, jika di Kota Malang sendiri sudah 13 persen. Insyaallah 2045 zero stunting,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menyampaikan, prevalensi stunting secara Nasional saat ini masih di angka 24,4 persen. Hal tersebut berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021.

“Angka ini, masih lebih tinggi dari standar WHO sebesar 20 persen, dan jauh dari target kita pada tahun 2024 yakni sebesar 14 persen,” terang Hasto.

Advertisement

Dalam apel tersebut, pihaknya telah mengerahkan 600 ribu personel yang tergabung dalam 200 ribu Tim Pendamping Keluarga (TPK). Hal tersebut berangkat dari jumlah keluarga beresiko stunting, dimana jumlahnya mencapai 21,9 juta keluarga dan itu menurutnya harus di tekan seminimal mungkin. (hms/cw2/sit)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas