Kota Batu

Yuni Shara Bangun Sekolah PAUD di Kampung Halaman Kota Batu

Diterbitkan

-

Yuni Shara Bangun Sekolah PAUD di Kampung Halaman Kota Batu

Memontum Kota Batu – Selain sibuk menggeluti dunia tarik suara, penyanyi cantik yaitu Yuni Shara, saat ini tengah disibukkan dengan mengurus sebuah lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD). Adalah PAUD Cahaya Permata Abadi Kota Batu, yang menjadi salah satu sasaran kesibukan artis ibu kota kelahiran Kota ‘dingin’ Batu.

Sukses di dunia hiburan, rupanya tidak membuat Yuni Shara, lupa untuk berbuat kebaikan kepada sesama. Jika artis lainnya memilih untuk mendonasikan hartanya kepada orang yang tidak mampu atau mengalami kondisi tertentu, tidak demikian dengan Yuni Shara. Kakak Krisdayanti ini, lebih memilih untuk mendirikan sebuah sekolah PAUD.

Yuni Shara bercerita, bahwa Paud Cahaya Permata Abadi telah eksis sekitar 18 tahun lamanya. Selama sekitar 10 tahun ini, awalnya mengkontrak di salah satu lokasi di Jalan Samadi-Kota Batu, sebelum akhirnya mendirikan bangunan sendiri di Jalan Imam Bonjol-Kota Batu.

Sekolah PAUD Cahaya Permata Abadi terdiri dari playgroup, TK A, TK B dan tempat penitipan anak. Bahkan, sekarang sudah memiliki siswa lebih dari 160 murid dan 17 tenaga pengajar lulusan sarjana dengan spesifikasi pendidikan anak usia dini, PAUD milik Yuni sudah terakreditasi A.

Advertisement

Baca juga:

Pembangunan Paud Cahaya Permata Abadi sendiri, bekerjasama dengan The Time Plice. “Hallnya itu dari The Time Plice, yang punya CSR yang membangun sekolah PAUD di seluruh Indonesia salah satunya PAUD Cahaya Permata Abadi,” terang Yuni, Selasa (10/05/2022) tadi.

Awalnya, Yuni mengaku tidak pernah kepikiran untuk membuat sekolah dan terjun ke dalam dunia pendidikan. Namun suatu hari, dirinya mengalami sebuah pengalaman yang mengesankan. “Kita pamitan sama Ibu Anggun. Ternyata, Ibu Anggun mengajar dalam kondisi bangun yang sudah mulai rapuh dan plafonnya sudah mau roboh. Terus dia bilang, mau menutup sekolahnya,” ujar Yuni.

Mendengar hal itu, Yuni meminta agar sekolah tersebut jangan ditutup. Yuni pun mencarikan sebuah kontrakan yang tidak jauh dari sekolah tersebut, untuk digunakan kegiatan belajar mengajar sementara.

“Bermula dari itu, saya mengelola sekolah ini dengan segala kekurangan. Tetapi tidak terasa, 10 tahun lebih berjalan dengan kondisi seadaanya, tetapi meskipun begitu anak-anak sangat senang bersekolah” paparnya.

Advertisement

Yuni tidak menyangka, bahwa sekolah yang dirinya kelola untuk anak-anak ekonomi menengah ke bawah, ternyata diminati para pejabat daerah untuk menyekolahkan anak-anaknya.

“Awalnya, sekolah ini ingin menerapkan pembiayaan secara normal. Namun, saya berpikir itu nggak cocok diterapkan di Kota Batu. Dan akhirnya, kita menerapkan subsidi silang. Yang artinya, bahwa wali murid yang mampu atau kategori kaya, membantu wali murid yang secara finansial biasa saja bahkan kurang mampu. Selain itu, pembiayaan juga bisa berasal dari para donatur lainnya,” terangnya. (mg3/bir/sit)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas