Lamongan
Ponpes Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Gelar Lomba Baca Kitab Kuning dan Stand up Comedy Santri
# Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW serta Haul Ke 69 KH. Musthofa
Memontum Lamongan – Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Ke 69 KH. Musthofa, Ponpes Tarbiyatul Tholabah Kranji Paciran menggelar berbagai kegiatan.
Adapun puncak acara akan dilaksanakan, Senin (27/11/2017) malam dengan menghadirkan penceramah KH. Husain Ilyas (Mojokerto) dan Drs. H. Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama) serta Ibu Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansah (Menteri Sosial RI).
Menuru Moh. Nur Huda,
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Besar Alumni Tarbiyatut Tholabah (PP. IKBAL TABAH) dalam press release yang diterima memontum.com, serangkaian kegiatan yang dimaksud mulai lomba Baca Kitab Kuning antar Santri, Bazar dan Expo TABAH, fashion show muslimah, gebyar sholawat, sosialisasi perguruan tinggi, lomba futsal antar santri, kirab santri nersholawat, launching buku Santri Kranji, ngaji literasi media, donor darah, talkshow enterpreneur, ampoeng education. “Juga ada stand up comedy santri, pelatihan handycraft, santunan Anak yatim piatu, khotmil qur’an, IKBAL TABAH Cup 2017, temu alumni, ziarah dan tahlil,” ujarnya.
Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah (TABAH) didirikan oleh KH. Musthofa Abdul Karim pada tahun 1898. Pesantren ini terletak di pantai utara Kabupaten Lamongan, tepatnya di Desa Kranji Paciran Lamongan. Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah menyelenggarakan Pendidikan mulai dari Taman Kanak – Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi.
IKBAL TABAH sebagai wadah para alumni pada momen haul Tahun ini memberikan kado untuk pesantren dengan melaunching Buku berjudul “SANTRI KRANJI: Serpihan Cinta untuk Tarbiyatut Tholabah”.
“Buku ini berisi berbagai kisah para alumni pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah yang tersebar di berbagai daerah, dengan berbagai macam profesi dan keahlian. Para alumni bertutur mengisahkan pengalaman masa silam mereka ketika berada di pondok. Dari kisah-kisah pengalaman religi, kenangan menimba ilmu, pendidikan, pesan moral, pelajaran etika, sesuatu yang serius, seni, hal-hal unik yang masih lekang dalam ingatan, hingga sesuatu yang lucu dan humoris. Semua cerita itu dituangkan dalam karya ini,” tambah Moh Nur Huda. (*/ono)