Blitar

Proyek Pelabuhan Jangkar Situbondo Alami Hal yang Sama

Diterbitkan

-

SAMA-SAMA MOLOR : Aktifitas Pelabuhan Jangkar Situbondo terganggu karena pembangunan proyek molor dari jadwal. (dok)

*Membedah Proyek Dermaga Penyeberangan Sungai Tulungagung-Blitar (5/bersambung)

 

Memontum Blitar—–   Kendati pejabat Dishub Propinsi Jatim yang mempenyuai kewenangan menjawab persoalan  pembangunan  dermaga penyeberangan sungai Brantas yang menghubungkan Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Tulungagung  senilai Rp 4.449 M begitu tertutup, tetapi sumber lain begitu terbuka.

Untuk ini sumber Memontum.com  dengan terus mengggelontor  data proyek di lingkungan Dishub Propinsi  yang diduga bermasalah. Diantaranya  adalah proyek pelabuhan Jangkar Situbondo 2018.

Advertisement

Seperti diberitakan pada edisi sebelumnya, pejabat Dishub Jatim enggan memberikan penjelasan ketika dikonfirmasi terkait dengan proyek dermaga penyeberangan sungai yang menghubungkan Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Blitar.

Penjagaan begitu berlapis ,  orang-orang di barisan depan  dengan ketat menghadang wartawan  untuk tidak bisa masuk di ruang pejabat yang berwenang. Begitu lapis pertama lolos, baru ditemui staf Dishub Jatim.

Dia menyatakan jika  Dr Nyono ST MT, Kepala Bidang Perhubungan Laut dan LLASDP Dishub Jatim  tidak berada dikantor. ” Bapak tidak ada di tempat. Sedang dinas luar ,”kata wanita  petugas piket Dishub Jatim. Rabu (13/2/2019).

Namun begitu bukan berarti publikasi berhenti disini, seoarang sumber justru menggelontor data terkait proyek-proyek bermasalah di lingkungan Dishub Propinsi Jatim. Diantaranya adalah proyek pelabuhan Jangkar Situbondo yang hingga kini belum rampung.

Advertisement

Seorang yang mempunyai dokemen lelang ini menyebut jika mega proyek pembangunan pelabuhan Jangkar Situbondo  tahun anggaran 2018 sebesar Rp 36. 751 M hingga kini belum rampung.

Kalaupun  selesai pelabuhan ini    nasibnya akan sama dengan pembangunan pelabuhan baru Panarukan, Kabupaten situbondo.

Pasalnya, pembangunan pelabuhan jangkar tersebut, menurut ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Transparansi Situbondo, Ahmad Junaidi Rofi,S.IP , pembangunan pelabuhan jangkar yang berjalan sekarang ini untuk dijadikan pelabuhan transit internasional bongkar muat peti kemas.

” Akses jalan yang ada sudah tidak memenuhi syarat, karena jalan yang akan dilalui peti kemas sangat sempit,” kata Aktivis dari Wilayah Timur itu. (dok/ari/yan)

Advertisement

Advertisement
Lewat ke baris perkakas