Surabaya
Masuki Era Siber, Pakde Karwo Gagas Konvergensi Media
Untuk itu, media konvensional harus memperkuat konten. Beda dengan media siber yang mengedepankan kecepatan, media konvensional memiliki bahasan yang lebih mendalam. “Kunci keberhasilan sebuah media untuk bertahan adalah konten. Semakin baik kontennya, maka pembaca akan bertahan karena pada dasarnya masyarakat itu mencari kebenaran, searching of truth,” katanya.
Salah satu tantangan media siber, lanjut Pakde Karwo, adalah berkembangnya berita palsu atau hoax. Sehingga akurasi harus menjadi hal yang wajib dipenuhi. “Media siber sebagai media yang paling mudah diakses seharusnya menjadi clearing house dari setiap informasi hoax yang menyebar di masyarakat,” kata orang nomor satu di Jatim ini.
Ditambahkannya, dengan berbagai potensi dan tantangan tadi ia berharap media siber akan punya peran strategis. Media siber sebagai media baru diharapkan menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyebarkan kabar baik dan informasi positif pada masyarakat.
Di akhir sambutannya, melalui pelaksanaan Konferwil AMSI Jatim ini Pakde Karwo berharap AMSI mampu memverifikasi media siber di Indonesia agar masyarakat tidak terjebak pada media siber palsu yang lebih banyak menyebarluaskan informasi hoax. Pakde juga mengusulkan pada AMSI agar kearifan lokal diangkat untuk memberikan sentuhan pada era disruptif ini. “Kultur harus diangkat untuk ‘menghaluskan’ proses yang ‘kasar’ dalam perubahan tadi,” pungkasnya. (dew/nhs/yan)