Pemkab Malang Segera Kembangkan Kakao Edel

Memontum Malang – Edel, jenis kakao dengan kualitas terbaik di dunia. Ini bisa kita temukan di Indonesia, salah satunya di Kecamatan Sumbermanjing Wetan (Sumawe) Kabupaten Malang.

“Kakao edel itu memang kakao yang banyak digunakan untuk produk-produk tertentu bisa kosmetik, konsumsi, dan lain-lain. Kenapa dibilang lebih mahal? Karena (edel) punya cita rasa sendiri yang tidak sama dengan kakao biasa, dan treatment-nya juga berbeda sama kakao biasa,” papar Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang Dr.Ir.Budiar Anwar Msi, Selasa (25/8/2020) siang.

Guna mengembalikan tanaman buah kakau yang hampir punah ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan, kini kembali membudidayakan.

“Untuk tanaman kakao jenis edel di Kabupaten Malang tepatnya di wilayah Kecamatan Sumawe. Punahnya tanaman ini sejak era reformasi tahun 1998 silam. Tanaman ini ditebang paksa oleh warga terkait persoalan lahan. Namun, masih ada beberapa pohon induk kan yang dikembang-biakkan oleh petani di Kecamatan Dampit Sumawe Ampelgading Tirtoyudo dan Pagak,” urai Budiar.

Kakao Jenis Edel (Sur).

Ditambahkan Budiar, untuk luas tanaman kakao edel saat ini baru mencapai sekitar 40 hektar. “Sebenarnya tanaman ini kalau dikembangkan cukup potensial tapi yang menjadi menjadi masalah adalah alat pasca panen. Untuk harga alat kelola kakao itu sangat mahal hampir Rp 1milyar. Pernah juga ada penawaran dari KUR perbankan dengan harga segitu petani belum mampu. Kami berharap adanya bantuan murni dari APBN pusat atau pemprov. Selanjutnya juga melalui APBD termasuk berkoordinasi dengan teman DPR maupun elemen yang lain,” ulas Budiar.

Untuk itu, Budiar akan terus berupaya dengan budidaya menambah luas tanaman. “Nantinya kita bisa jual di pasar lokal dulu seperti Blitar dan Mojokerto. Apalagi, tanaman kakao edel ini memang cocok ditanam di daerah Malang Selatan. Selain kopi, kakao edel ini akan melejit hingga ke pasar internasional,” pungkasnya. (sur/ono)