Surabaya
Antisipasi Kendala Aplikasi UNBK, Dindik Surabaya Sosialisasikan Lebih Awal
Memontum Surabaya—-Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun pelajaran 2018/2019 akan semakin dekat. Sebagai bentuk langkah persiapan, Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya melakukan sosialisasi dan pelatihan aplikasi UNBK kepada kepala sekolah, proktor, dan teknisi jenjang SMP/MTs, PKBM Kejar Paket B dan C, Pondok Pesantren se-Kota Surabaya di Gedung Convention Hall, Arif Rahman Hakim, Kamis (28/2/2019).
Sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan langsung oleh Kepala Bidang (Kabid) Penilaian Nonakademik Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Giri S. Hamiseno serta Tim UNBK Puspendik Handaru Catu Bagus.
Kepala Dindik Kota Surabaya, Ikhsan mengatakan, kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini sudah dilakukan disetiap tahun. Sebab, pelaksanaan 100 persen UNBK di Kota Surabaya telah berjalan tiga tahun.
“UNBK tahun ini mudah-mudahan lancar. Kegiatan ini untuk mengecek kembali, refresh,” kata Ikhsan saat membuka acara.
Dengan menghadirkan tim yang menangani UNBK se-Indonesia, Ikhsan berharap seluruh peserta sosialisasi dan pelatihan dapat belajar bersama. Terutama untuk mengetahui titik-titik mana yang rawan saat pelaksanaan UNBK.
“Mumpung waktunya masih agak panjang, silakan semua membuat ceklis mana-mana yang menjadi perhatian,” ujarnya.
Jika sekolah dan para siswa mendapati kendala dalam pengoperasiannya. Ikhsan menyarankan untuk langsung lapor ke sub rayon masing-masing untuk meminta bantuan atau melapor ke posko UNBK.
Sementara itu, Giri S. Hamiseno menjelaskan, di tahun ajaran 2018/2019 total peserta UNBK berjumlah hampir 7,5 juta se-Indonesia. Secara lembaga, angka tersebut mencapai 90 persen lebih. Sementara UNBK di Kota Surabaya telah berjalan tiga tahun.
“Sejak UNBK dilaksanakan pertama kali tahun 2015, jumlah penyelenggara terus meningkat tiap tahun,” ujar Hamiseno
Menurutnya, UNBK ini memiliki aspek positif. Yaitu lebih efektif dan efisien dari segi waktu, tenaga, sumber daya manusia (SDM) dan anggaran. Soal-soal juga dirancang sedemikian rupa secara acak dan terenkripsi, sehingga sulit sekali untuk dibocorkan sebelum pelaksanaan ujian. “Dengan UNBK, nilai UN semakin menggambarkan realita capaian kompetensi siswa sebenarnya dan dapat dijadikan dasar pemetaan mutu pendidikan,” ujarnya.
Hamiseno juga mengatakan, sebagai upaya memperlancar UNBK, salah satunya dengan melibatkan tim helpdesk kabupaten/kota dan provinsi secara optimal untuk membantu proktor dan teknisi sekolah yang mengalami kesulitan teknis saat ujian. Pasalnya, pihaknya juga menyempurnakan aplikasi agar pengoperasiannya lebih user friendly.
“Untuk soal-soal ujian nasional akan terdiri atas tiga level, yaitu pemahaman untuk level pertama, aplikasi untuk level kedua, dan level ketiga adalah penalaran atau soal HOTS. Soal HOTS sekitar 10-15 persen,” sampainya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 19 Surabaya, Shahibur Rachman mengatakan, tahun ini peserta UNBK di sekolahnya berjumlah 444 siswa reguler dan 48 siswa SMP terbuka. Rencananya, pelaksanaan UNBK di SMPN 19 sebanyak tiga sesi. “Tidak lama lagi akan ada gladi bersih UNBK. Modelnya akan sama dengan UNBK dan semua siswa akan mencoba sistemnya agar tahu,” pungkasnya. (est/ano/2019)