Wisata

Destinasi Wisata Grand Pathek Situbondo Mulai Menggeliat

Diterbitkan

-

Memontum Situbondo – Aktivitas wisata mengalami penyesuaian di masa pandemi Covid-19. Bahkan, kini saat berwisata, pun tidak bisa dengan leluasa seperti dulu, salah satunya karena wisatawan harus mematuhi protokol kesehatan (Prokes).

Pengelola wisata Grand Pathek sekaligus Ketua Genpari ( Gerakan Nasional Pecinta Pariwisata RI) Cabang Situbondo, H Jasmoto, pun mengakui hal itu. Karenanya, berbagai langkah telah siapkan. Seperti, aspek kebersihan akan menjadi pertimbangan utama, selain penerapan Prokes kepada wisatawan.

Baca juga:

“Prokes tentu hal utama. Selain dari itu, sudah pasti kebersihan wisata harus dijaga,” katanya, Minggu (13/06) tadi.

Aspek kebersihan yang dimaksud, ujar Jasmoto, bukan sekadar kondisi wisata yang bersih. Namun, juga bagaimana pengelola destinasi wisata menyiapkan sarana prasarana untuk menunjang kebersihan itu.
Keinginan wisatawan berikutnya, kata Jasmoto, adalah jarak antara tempat tinggal dengan tujuan wisata.

Advertisement

Dirinya menjelaskan, di masa pandemi Covid-19, wisatawan memilih berwisata ke tempat-tempat yang dekat dengan rumah mereka. Dengan begitu, wisatawan dapat menjangkau tempat tersebut dengan kendaraan pribadi.

“Jadi, ini penting untuk memperhatikan local tourism untuk menggeliatkan sektor pariwisata,” ucapnya.

Keinginan wisatawan di masa pandemi Covid-19, selanjutnya adalah memilih wisata luar ruang ketimbang dalam ruang. Mereka juga memilih beraktivitas dalam grup kecil, misalkan keluarga atau teman dekat. Wisatawan menghindari pergi berombongan atau dengan orang yang tidak dikenal.

H Jasmoto melanjutkan, akan pentingnya protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Dirinya berharap, kepada pemerintah agar tempat-tempat wisata jangan sampai di tutup. Karena ini adalah dua sisi yang harus sama-sama berjalan dan ekonomi juga harus jalan. Selama pandemi Covid-19, pengelola wisata sudah kelimpungan dan kolaps sampai tidak bisa membiayai operasional tempat wisatanya.

Advertisement

Masih menurutnya, kalau tempat wisata ditutup, secara otomatis ekonomi tidak jalan dan tempat wisata Grand Pathek, adalah tempat terbuka. Jadi, bisa turut andil dalam penularan Covid-19 se maksimal mungkin, tentunya dengan melibatkan Satgas covid desa dan kecamatan dan PPKM.

“Selain penerapan Prokes, tentunya dengan terus dan menghimbau kepada wisatawan, akan pentingnya prosedur Prokes,” paparnya.

H Jasmoto menambahkan, hal ini membutuhkan pemahaman pihak-pihak terkait. Duduk bersama memberikan solusi, supaya pada moment-moment tertentu, tempat wisata ini tidak selalu menjadi sasaran.

“Wisatawan sudah diberi pemahaman dan mewanti-wanti untuk tetap mematuhi prokes untuk mencegah klaster penyebaran Covid-19,” paparnya.

Advertisement

Salah satu pengunjung Grand Pathek, Ustad Hari Pranoto dari Situbondo, mengatakan untuk pertama kalinya selama pandemi Covid-19, dirinya mengajak keluarga untuk berlibur di grand pathek. Selain tempat dan biayanya murah, fasilitas dan prosedur pencegahan Covid-19, lumayan bagus.

“Tidak hanya di Grand Pathek saja, yang selaras dengan mulainya kepercayaan masyarakat dengan keadaan adanya Covid-19. Namun, kini sebagian masyarakat sudah sangat protektif terhadap Covid-19, yang dianggap masih ganas dan ada orang yang sudah jenuh dengan situasi tersebut, kemudian mulai menapak kehidupan normal meskipun dengan tetap memakai Prokes,” ujarnya.

Masih menurut penilaiannya, masyarakat sudah berkeinginan kembali ke kehidupan normal. Mulai ingin masuk sekolah, mulai pingin jalan-jalan dengan leluasa seperti ini, ke tempat wisata yang terjangkau seperti Grand Pathek, Karang Kenik ( KK 26) sudah mulai menggeliat lagi untuk menghilangkan kejenuhan.

“Mereka sudah mulai memberontak diri, dengan tetap menjalankan Prokes,” ujarnya. (her/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas