Jukir Wilayah Genteng Desak Pengelola Tabungan Segera Cairkan Tabungan

Memontum Banyuwangi – Uang tabungan tidak dicairkan, Juru Parkir (Jukir) di wilayah Kecamatan Genteng mendesak kepada pengelola tabungan agar segera mencairkan. Pasalnya uang tabungan tersebut untuk membayar kebutuhan sekolah anaknya.

Diungkapkan EK, pada puasa 15 hari, pihak pengelola koperasi meminta buku tabungan, dan setelah mencairkan uang tersebut untuk keperluan hari raya Idhul Fitri. Uang tabungan tersebut setiap harinya diambil oleh koordinator Jukir wilayah Kecamatan Genteng, Samsudin.

“Setiap harinya koordinator Jukir mengambil uang tabungan, rata-rata setiap harinya menabung antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu rupiah,” ujar EK, kepada memontum.com, Selasa (30/7/2019) pagi.

Untuk wilayah Kecamatan Genteng ini, jumlah penabung sebanyak 60 orang, setiap Jukir memiliki tabungan rata-rata sebesar Rp. 2 juta.

“Uang sebesar itu bagi saya sangat besar mas, bisa untuk biaya sekolah anak saya dan keperluan rumah tangga,” paparnya.

Namun, setelah buku tabungan tersebut diserahkan, pihak pengelola tidak mencairkan dana tabungan tersebut. Dan saat itu, pihak pengelola berjanji dana tabungan tersebut bisa dicairkan pada bulan Juli 2019.

“Katanya uang itu akan dicairkan pada bulan Juli ini, tapi hingga akhir bulan Juli ini, tidak ada kabar pencarian tabungan tersebut,” ujarnya.

EK didampingi temannya sesama Jukir meminta kepada pengelola koperasi hendaknya segera mencairkan uang tabungan tersebut, selain untuk membayar kebutuhan sekolah anaknya, juga untuk kebutuhan rumah tangga.

“Uang itu rencananya untuk keperluan sekolah anak saya, saya mohon kepada pengelola koperasi segera mencairkan,” pintanya.

EK mengungkapkan, salah satu Jukir sangat membutuhkan dana tersebut untuk keperluan operasi istrinya.

“Istri teman saya mau operasi, sangat membutuhkan uang tabungan itu, tolong segera cairkan tabungan milik Jukir ini,” tegasnya.

Sayangnya, koordinator Jukir wilayah Genteng, Samsudin ketika dikonfirmasi melalui telepon tidak mau mengangkat telpon, padahal saat dihubungi nada tersambung. (tut/oso)