Politik
Komisi II DPRD Trenggalek Dorong Pemkab Tingkatkan Dukungan Anggaran untuk Populasi Sapi Nggalekan
Memontum Trenggalek – Keberlanjutan populasi Sapi Trenggalek (Nggalekan) menjadi sorotan Komisi II DPRD Kabupaten Trenggalek. Diketahui, populasi sapi Nggalekan saat ini terancam punah. Oleh karena itu, dalam rapat klarifikasi perencanaan kegiatan tahun 2025, sejumlah program terkait pelestarian sapi lokal ini mendapat perhatian khusus Komisi II.
“Dari data yang ada, sapi Trenggalek hanya tersisa sekitar 28 ekor saja. Dan sapi-sapi itu saat ini masih dipelihara oleh Dinas Peternakan Trenggalek,” kata Ketua Komisi II DPRD Trenggalek, Mugiyanto, saat dikonfirmasi Senin (18/11/2024) tadi.
Menurutnya, hal itu merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian lebih. Untuk itu, Komisi II mendorong pemerintah agar memberikan dukungan anggaran yang cukup agar populasi sapi Trenggalek dapat bertahan dan berkembang.
“Sapi Trenggalek, yang merupakan salah satu jenis sapi asli daerah ini, kini berada dalam ancaman kepunahan. Kedepan, upaya pelestarian akan dilakukan dengan mengembangkan kawin silang dengan berbagai jenis sapi. Namun, hasil yang diharapkan masih jauh dari maksimal,” jelasnya.
Saat ini, sambung Obeng-sapaan akrabnya, ketersediaan anggaran untuk memelihara dan mengembangkan sapi Trenggalek hanya sekitar 200 juta rupiah. Untuk memastikan kelangsungan hidup sapi tersebut, Komisi II menyarankan agar anggaran tersebut ditambah, terutama untuk kebutuhan nutrisi dan obat-obatan yang tepat, agar sapi-sapi tersebut dapat berkembang dengan lebih baik.
Baca juga :
“Kami berharap, ada penambahan anggaran yang lebih memadai supaya program pelestarian ini bisa berjalan maksimal,” tambah Obeng.
Selain itu, Komisi II juga menyoroti alokasi anggaran untuk bantuan ternak yang disalurkan melalui program Musrenbang. Mereka menduga, bahwa bantuan tersebut sering kali tidak tepat sasaran. Komisi II juga menyarankan agar bantuan ternak tersebut dialihkan kepada program yang lebih prioritas dan tepat sasaran.
“Bantuan ternak yang kami lihat sering kali tidak menyasar masyarakat yang membutuhkan, terutama yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Kami meminta agar bantuan ternak ini disalurkan kepada masyarakat miskin dan yang benar-benar membutuhkan,” ujarnya.
Masih terang Politisi Partai Demokrat ini, langkah tersebut diambil untuk memastikan keberlanjutan sapi Trenggalek. Sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat yang berhak menerima bantuan ternak dengan lebih efektif.
“Dengan dukungan anggaran yang lebih besar dan program yang tepat sasaran, diharapkan sapi Trenggalek dapat dilestarikan dan menjadi bagian penting dari warisan budaya serta ekonomi peternakan di Kabupaten Trenggalek,” papar Obeng. (mil/sit)