Lahan Pertanian Produktif Kabupaten Malang Menyusut

Pernyataan berbeda dikatakan oleh Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang, Wahyu Hidayat. Ia mengatakan, pengalihan fungsi lahan tidak dilakukan begitu saja. Menurutnya, banyak proses yang harus dilalui dalam pengalihan fungsi lahan oleh pihak investor atau warga yang lain. Salah satunya yaitu menyediakan lahan pengganti, untuk bisa difungsikan sebagai lahan pertanian yang produktif.

“Dalam pengalihan fungsi lahan itu banyak prosesya. Sebagai contoh, semisal ada 1 hektare lahan pertanian produktif yang letaknya di kota akan dibeli oleh seorang investor dengan nilai Rp 10 M untuk dijadikan bangunan atau lainnya selain lahan pertanian. Dalam hal tersebut, peran kami yaitu merekomendasikan lahan pengganti untuk dapat dijadikan lahan pertanian produktif sebelum lahan produktif yang ada di kota tadi diambil oleh investor tersebut,” ujar Wahyu saat ditemui di ruang kerjanya.

Menurutnya, terkait hal tersebut, secara keseluruhan lahan pertanian produktif di Kabupaten Malang. Hal itu diungkapkannya, lantaran rekomendasi yang diberikan mengenai lahan pengganti cenderung lebih luas jika dibandingkan dengan lahan pertanian produktif yang ada di kota.

“Misalnya, jika Rp 10 M hanya bisa digunakan untuk membeli lahan seluas 1 hektare di daerah yang lebih padat penduduknya, maka Rp 10 M tersebut bisa mendapatkan lahan yang lebih dari 1 hektare di desa. Di situ peran kami untuk bisa menjembatani antara investor dengan pemilik lahan,” tambahnya.

Ditambah lagi menurutnya, jika seorang investor ingin berinvestasi dengan mengalihkan fungsi lahan produktif menjadi non produktif maka investor tersebut juga harus melakukan beberapa persiapan, agar lahan pengganti bisa menjadi lahan produktif.

“Kalau lahan pertanian produktif kan ada saluran irigasinya, ya lahan penggantinya juga harus disiapkan irigasinya oleh si investor, itu salah satunya,” ujarnya (Sur/yan)

Laman: 1 2