Kediri

Pertama di Jatim, Inovasi Mas Dhito Mampu Gerakkan Ratusan Peternak Beralih ke LPG Non Subsidi

Diterbitkan

-

Memontum Kediri – Pertama di Jawa Timur, ratusan peternak ayam di Kabupaten Kediri, yang sebelumnya menggunakan LPG tabung melon atau 3 Kg, berkomitmen untuk mulai beralih ke penggunaan LPG non subsidi. Kesediaan peternak beralih ke penggunaan LPG non subsidi, itu menyusul langkah strategis yang diambil Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, dalam menangani penggunaan LPG bersubsidi di sektor peternakan ayam.

Untuk mulai menarik peternak supaya beralih ke penggunaan LPG non subsidi, Mas Dhito-sapaan akrab Bupati Kediri, berkolaborasi dengan Pertamina, Hiswana Migas dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Kediri. Langkah yang diambil, yakni para peternak ayam potong di Kabupaten Kediri, dipinjami tabung non subsidi supaya tidak terlalu terbebani di masa peralihan. Adapun harga LPG non subsidi, Pertamina memberikan harga paling rendah sekitar Rp 16.700 perKg.

Sebagaimana arahan Mas Dhito, pendistribusian tabung LPG non subsidi kepada peternak ayam di Kabupaten Kediri, dimulai di Desa Joho, Kecamatan Wates, Senin (14/08/2023) tadi. “Alhamdulilah sudah mulai terealisasi, khususnya bagi peternak yang besuk kebetulan ada check in DOC,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih.

Baca juga:

Advertisement

Melalui upaya yang dilakukan, lanjut Tutik, bupati berharap para peternak yang sebelumnya masih menggunakan LPG bersubsidi mau beralih ke non subsidi. Hal ini, sebagaimana Surat Edaran Dirjen Migas No. B-2461/MG.05/DJM/2022 dimana sektor peternakan menjadi salah satu yang tidak diperbolehkan menggunakan LPG subsidi.

Sebagaimana diketahui, para peternak ayam menggunakan LPG sebagai pemanas DOC atau anakan ayam selama 14 hari di awal pemeliharaan. Sejauh ini, dari sekitar 230 peternak ayam yang terdata di DKPP Kabupaten Kediri, sudah ada 160 peternak yang berada di 11 kecamatan mengajukan untuk beralih ke LPG non subsidi.

“Ini patut kami apresiasi teman-teman peternak broiler yang kemarin telah mengajukan (peminjaman tabung) dan ini akan terus kami ditindaklanjuti,” ungkapnya.

Bagi peternak yang nantinya akan menukarkan tabung melon ke non subsidi, menurut Tutik, tetap akan dilayani. Adanya kolaborasi itu, pendistribusian LPG non subsidi akan dilakukan langsung ke peternak.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Kamar Dagang Industri (Kadin) Kabupaten Kediri, David Tompo Wahyudi, menyebut ketersediaan peternak di Kabupaten Kediri untuk mau beralih ke LPG non subsidi patut diapresiasi. “Yang menyatakan bersedia beralih dari LPG subsidi ke non subsidi baru di Kabupaten Kediri (untuk Jawa Timur, red). Ini pionernya bisa untuk percontohan dan akan kita laporkan ke provinsi,” tuturnya.

Untuk peminjaman tabung LPG non subsidi itu, David mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyediakan 3.200 tabung. Melalui peminjaman tabung itu, diharapkan peternak tidak merasa terbebani.

Di sisi lain, melalui kolaborasi yang dilakukan antara Pemerintah Kabupaten Kediri bersama Kadin, Hiswana Migas dan Pertamina, itu diharapkan tidak lagi terjadi kelangkaan LPG subsidi di masyarakat.

Sementara itu, Ali Mustofa, salah satu peternak ayam yang bersedia beralih ke LPG non subsidi mengaku terbantu dengan kebijakan peminjaman tabung tersebut. Sebagai peternak, dirinya menyadari penggunaan LPG subsidi dilarang.

Advertisement

“Peraturannyakan sudah berubah (dilarang) jadi supaya lebih aman mengikuti aturan yang ada,” ujarnya.

Ali mengaku, dirinya memelihara ayam dengan total kapasitas 5000 ekor. Berdasarkan yang telah dijalankan untuk penggunaan LPG subsidi satu periode pemeliharaan, setidaknya dibutuhkan 60 tabung. (kom/pan/sit)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas