Pendidikan

Tesis Program Paska Sarjana, Bupati Trenggalek ingin Pengambilan Kebijakan Berbasis Spirit Bung Karno

Diterbitkan

-

SIDANG: Bupati Arifin saat melakukan sidang tesis program pasca sarjana di Universitas Airlangga Surabaya. (ist)

MemontumTrenggalek – Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, mengikuti sidang tesis program Pasca Sarjana di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Dalam tesisnya, Bupati Arifin mengangkat banyak sudut pandang Bung Karno, dalam bukunya Sarinah dan Pengarustamaan Gender di daerahnya.

Ternyata, banyak alasan yang dikuak dalam tesis ini. Yaitu, kenapa suami Novita Hardiny ini getol memperjuangkan pemberdayaan perempuan di daerahnya atau Trenggalek. Pertama, ingin spirit dari Bung Karno itu bisa terus berkobar dan juga terus mewarnai hingga pengambilan kebijakan sampai saat ini.

Urgensi yang cukup penting itu, mendorong perempuan dan kelompok rentan berdaya bila pemerintah ingin mengentaskan kemiskinan ekstrem dan juga stunting. Pasalnya, 40 persen angka kemiskinan ekstrem di Trenggalek, menyasar perempuan dan kelompok rentan.

“Kita selama ini kalau ngomong program hingga kebijakan, khususnya pada pemberdayaan perempuan, kemudian yang prespektif gender, itu belum terlalu banyak. Padahal, urgensi kita saat ini minim sekali program-program yang kemudian menyasar perempuan dan kelompok rentan,” kata Mas Ipin, dalam paparannya, Selasa (04/07/2023) siang.

Advertisement

Dirinya mencontohkan, pesan Presiden Jokowi yang menginginkan kemiskinan ekstrem itu bisa 0. Bagaimana kemiskinan ekstrem bisa 0, bila kemudian banyak data kemiskinan ekstrem seperti di Trenggalek, itu 40 persen adalah perempuan. Tentu, tidak bakal mentas kalau tidak menyentuh ke arah itu.

“Kemudian terkait masalah stunting, tidak bisa diatasi kalau pendidikan pengasuhan tidak ditingkatkan begitu juga dengan ekonominya. Jadi, mengangkat ini alasannya satu. Kita ingin bahwa spirit dari Bung Karno, ini kemudian bisa terus berkobar dan juga terus mewarnai hingga pengambilan kebijakan sampai saat ini,” jelasnya.

Ditambahkan Bupati Arifin, bahwa struktur penulisan buku Sarinah itu dari bab pertama, babnya ada keselarasan dengan gender analisis yang dikembangkan oleh Kementrian PPPA. “Kenapa saya bisa katakan demikian, karena Bung Karno membuka babnya dengan data terpilah gender. Bung Karno memperlihatkan bagaimana perempuan itu tidak lemah sampai menyangkal beberapa data-data,” terangnya.

Baca juga :

Advertisement

Seperti contoh data perbandingan otak laki-laki dengan perempuan. Di Buku Sarinah, dikupas karena banyak orang yang mengatakan bahwa perempuan itu kelas ke 2, karena otaknya tidak lebih berat daripada laki-laki.

Terus Bung Karno menyangkal, laki-laki otaknya lebih berat karena badannya lebih besar. Sehingga, bila dikorelasikan dengan seluruh masa otot keseluruhan, maka prosentasenya lebih besar komposisi otak perempuan.

Ditanya mengenai tesisnya apakah mempengaruhi terhadap basis data saat ini, bapak tiga anak itu menjelaskan banyak pengaruhnya. Karena, program pemberdayaan perempuan yang dilakukan tidak hanya sekedar pemberdayaan dan seharusnya tidak hanya berhenti pada individu perempuan itu, akan tetapi secara ekosistem.

“Kalau kata Bung Karno, itu sosialisme. Karena apa? Kalau perempuan itu diberdayakan secara individu-individu sendiri yang terjadi justru persaingan usaha antar sesama perempuan yang diberdayakan. Yang ada, justru yang bertahan adalah siapa yang paling kuat, sedang yang tidak kuat maka dia akan mati. Kalau dia mati, maka apa gunanya kita meniti pemberdayaan,” tuturnya.

Advertisement

Masih kata bupati, dalam istilah sosialisme pasti ngerti yang serem-serem, tapi ini bukanlah yang seperti itu. Menceritakan pengalamannya di California, yang di sana ada sebuah komunitas pembiayaan dimana pengusaha pengusaha sukses yang dibantu oleh pemerintah melakukan donasi berupa uang.

Kemudian, donasi ini digunakan untuk mendidik perempuan lain yang selama ini belum sesukses mereka. Termasuk, bila ada sesama perempuan yang mau konsultasi bisnis, harus wajib mengajari.

“Semangat seperti itu, kadang belum ada di kita. Kadang justru di tempat kita, mikirnya kalau resepnya ditiru maka justru tidak laku,” jelas Bupati Arifin. (mil/gie)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas