Pemerintahan
Wali Kota Sutiaji Optimis Kota Malang Keluar dari Zona Merah
Memontum Kota Malang – Masa perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, berakhir hari ini. Selama berlaku sejak 3 Juli 2021 lalu, Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan bahwa ada perkembangan yang cukup baik dalam penanganan pandemi Covid-19. Namun, terkait diperpanjang atau tidaknya masa tersebut, Wali Kota Sutiaji, mengatakan belum bisa memprediksi.
“Untuk perpanjangan PPKM Level 4, kami masih belum tahu. Karena yang menentukan adalah pusat. Tapi, Insyaallah Kota Malang ada perkembangan,” ungkap Wali Kota, Senin (16/08) tadi.
Baca juga:
- Perkuat Integritas Kades, Pemkab dan Kejari Probolinggo Gelar Jaksa Jaga Desa
- Tingkatkan Pembangunan Fasilitas Olah Raga, Pemkot Malang Susun Desain Olah Raga Daerah
- Skybridge Penghubung Stasiun Ketapang dan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Terus Dimatangkan
Perkembangan atau kemajuan yang dimaksud, ujar Wali Kota Sutiaji, antara lain tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) yang mulai menurun. Selain itu, tingkat kesembuhan yang sudah mencapai 54 persen.
“Angka kematian turun dari 9 persen menjadi 7 persen atau sudah di bawah provinsi. BOR kita pun juga di bawah provinsi, dan kesembuhan lebih tinggi dari provinsi,” urai Sutiaji.
Dengan perkembangan tersebut, dirinya menargetkan, minggu ini Kota Malang, sudah tidak masuk zona merah. “Mudah-mudahan kita bisa menyusul 13 daerah Kota dan Kabupaten di Jawa Timur, yang sudah zona orange,” harapnya.
Meski begitu, Wali Kota Malang menjelaskan, bahwa kondisi tersebut bergantung bagaimana koordinasi dengan daerah di sekitar Kota Malang, seperti Kota Batu dan Kabupaten Malang. “Tidak bisa di sini bertahan zona merah, tapi lainnya kuning atau orange, pasti akan berpengaruh. Sama halnya misal di sini orange, tapi lainnya merah. Bisa jadi, yang di sini yang kegeser jadi zona merah lagi,” urai Sutiaji.
Sementara itu, berkaitan dengan vaksinasi, dirinya menargetkan 70 persen tercapai di bulan September. “Cuma kemarin saya usulkan, 70 persen jangan dihitung warga asli Kota Malang saja. Tetapi seluruh penduduk Kota Malang. Karena banyak pendatang dan mahasiswa. Mestinya targetnya jangan hanya 600.000 tapi 800.000,” tutur pemilik kursi N1 itu. (hms/mus/sit)