Kota Malang
Respon Kenaikan BBM dan Wacana Pengadaan Mobil Listrik, Ini Respon Wali Kota Malang
Memontum Kota Malang – Beberapa kepala daerah di Indonesia, mendorong untuk menggunakan kendaraan dinas memakai bahan bakar listrik, guna mengimbangi kenaikan harga BBM. Lantas, bagaimana untuk Pemkot Malang?
Wali Kota Malang, Sutiaji, menyampaikan bahwa untuk menggunakan kendaraan listrik, maka diperlukan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Malang. Sementara, APBD Kota Malang, itu masih belum mencukupi. Karena, untuk harga kendaraan listrik bisa dibilang cukup mahal, meskipun dalam penggunaannya lebih hemat.
“Untuk pengadaan itu, butuh APBD. Jadi, sementara masih belum nutut (sampai, red). Karena mobil listrik, itu termurah diangka Rp 800 juta. Apalagi, kalau itu jenis Tesla bisa sampai Rp 1,5 miliar,” jelas Wali Kota Sutiaji, Selasa (06/09/2022) tadi.
Termasuk, terang Wali Kota Sutiaji, itu untuk pengadaan sepeda motor listrik. Jadi, Pemkot Malang masih belum ada rencana untuk pengadaan ke arah sana. Karena dengan harga yang lumayan, masih bisa digunakan untuk segala keperluan mendesak yang ada.
Baca juga :
- Tingkatkan Partisipasi Pemilih dalam Pilkada, KPU Kota Malang Gelar Nobar ‘Tepatilah Janji’
- Kejutan Besar Menanti Peserta Malang Night Run 2024 Sabtu Lusa
- Serahkan 268 SK Guru, Nakes hingga Tenaga Teknis, Bupati Banyuwangi Ingatkan Peningkatan Kinerja
- Ketua DPRD Kota Malang Sementara Imbauan Anggota Bijak Dalam Gadaikan SK
- Belum Genap Sebulan Dilantik, 17 Anggota DPRD Kota Malang Gadaikan SK
“Untuk sepeda listrik saja, kami masih belum ada ke arah sana,” katanya.
Namun, paparnya, untuk warga masyarakat Kota Malang, yang memiliki uang lebih, pihaknya mengatakan bahwa silahkan saja membeli. “Mobil yang kilometernya hanya 100 km, itukan harganya di atas Avanza dan dimuati hanya untuk dua sampai tiga orang. Memang mahal, tapi kalau sudah dipakai, maka kita hanya butuh Rp 15 ribu untuk jarak tempuh 100 km,” ujarnya.
Selain itu, ditanya terkait dengan adanya kenaikan uang BBM, pihaknya mengatakan jika itu secara otomatis akan mengikuti kenaikan. Karena Pemkot Malang sendiri, dalam membeli BBM menggunakan kupon.
“Kita menerimanya dalam bentuk kupon, nggak pernah uang. Maka secara otomatis kalau BBM naik, ya menyesuaikan dengan kenaikan itu,” imbuhnya. (hms/rsy/sit)