Lamongan
Atasi Banjir Lamongan, Pemprov Jatim bersama Pemkab Bakal Gotong Royong Bangun Pintu Air Sluis Kuro
Memontum Lamongan – Meluapnya air Sungai Bengawan Jero membuat ratusan rumah di lima desa di Kecamatan Deket, terendam banjir. Akibatnya, hampir dua minggu lamanya, warga di bantaran Sungai Bengawan Jero, pun tidak dapat beraktifitas dengan maksimal.
Mengunjugi warga yang terdampak bencana banjir di Dusun Pujut, Desa Sidomulyo, Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, berdiskusi bersama Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, beserta tim BBWS menyebut terdapat solusi penanganan banjir di Lamongan. Yakni, dengan memperbarui pintu air Kuro.
Menurut Gubernur Khofifah, pembangun pintu air Kuro yang cukup signifikan ini membutuhkan dana sebesar Rp 65 miliar. Nantinya, biaya ini tidak hanya dibebankan pada Pemkab Lamongan. Namun, juga Pemprov Jatim, guna bergotong royong membantu membiayai penanganan banjir di Lamongan.
“Pintu Kuro menurut tim teknis, itu cukup signifikan mengurangi luapan sungai. Kemudian kami bertanya, berapa tingkat efektivitas pengurangan dari luapan banjir di sini, jika pintu Kuro diselesaikan. Berapa anggarannya dan berapa lama pengerjannya. Nah, ini tadi yang kita bahas dan dicocokkan dengan Pak Bupati Lamongan dan tim BBWS. Bahwa, kita butuh dana sekitar Rp 65 miliar. Dengan rincian, sepertiga dari Pemkab Lamongan dan dua pertiga dari Pemprov Jatim. Setelah pulang dari sini, saya akan mendetailkan kepada Sekda Provinsi Jatim agar penanganan ini lebih terukur,” kata Gubernur Khofifah.
Upaya rekonstruksi secara gotong royong, tambahnya, ini merupakan upaya solutif yang dilakukan Pemprov Jatim maupun Pemkab Lamongan, yang diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam menangani banjir. Meski demikian, sebelum merekonstruksi, terlebih dahulu Pemprov Jatim akan minta izin ke Kementerian PUPR sebagai pemilik kewenangan.
Baca juga :
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
- Pemkab Banyuwangi Raih Penghargaan Penyelenggaraan Air Minum Aman dari Menteri PUPR
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
- Pj Bupati Teguh Buka Gelaran Seminar Kebangsaan di Jombang Fest 2024
“Karena ini bagian dari kewenangan BBWS di bawah Kementerian PUPR. Jadi, Pemprov Jatim dan Pemkab Lamongan akan bersama-sama menangani dengan terlebih dahulu izin kepada Kementerian PUPR. Sebelumnya, kami juga sudah 3 tahun mengajukan supaya mendapatkan prioritas penanganan. Karena kalau banjir di Lamongan menggenang, genangannya bisa bulanan. Untuk itu kita cari titik yang paling signifikan untuk dilakukan proses rekonstruksinya,” imbuh Khofifah.
Gubernur Khofifah berharap, pihak BBWS juga akan melakukan normalisasi. Sehingga, jika normalisasi ini berseiring, maka pembangunan pintu air Kuro akan menjadi solusi penanganan banjir di bantaran sungai Bengawan Jero Lamongan.
Sementara itu, diterangkan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, pembangunan pintu air Kuro merupakan solusi yang diharapkan dapat memaksimalan penanganan banjir di Lamongan. “Kita sampaikan, ada dua kunci untuk menangani banjir di Bengawan Jero. Yakni di pintu Sluis Kuro dan dam Tambak Ombo. Sekarang kita fokus di pintu air di Sluis Kuro. Kondisi pintu sudah lapuk dan kita sepakat untuk memperbarui dengan skema BTT dan gotong royong antara Pemerintah Kabupaten Lamongan maupun Pemprov Jatim. Sehingga ada kejelasan dengan datangnya Bu Gubernur,” ujarnya, Sabtu (25/02/2023) tadi.
Selain melakukan diskusi, dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah juga berdialog dengan warga korban banjir dan menyerahkan bantuan berupa 600 paket sembako, 60 paket sandang, 10 paket kebersihan keluarga, 2000 lembar glangsing, 15 lembar terpal, 8 karton popok bayi, 30 pcs jumbo bag dan 25 tikar, yang kemudian mengunjungi Sluis Kuro dengan didampingi Bupati Yuhronur bersama jajaran Pemkab Lamongan.
Sesuai data per 20 Februari 2023, kawasan yang terdampak banjir di Kecamatan Deket yakni di Desa Weduni sebanyak 262 rumah, Desa Tukkerto 275 rumah, Desa Sidomulyo 540 rumah, Desa Laladan 450 rumah, Desa Dinoyo 55 rumah dan Desa Babatagung 15 rumah. (zen/sit)