Kota Malang

Solusi Krisis Energi di Indonesia, UB Ciptakan EBT Dari Limbah RPH

Diterbitkan

-

Tim Shower menunjukkan EBT konsep Agar Salt Bridge. (ist)

Memontum Kota Malang – Tingkat konsumsi energi Indonesia mencapai pertumbuhan empat persen per tahunnya. Peningkatan ini tak terlepas dari pertumbuhan ekonomi dan penduduk di Indonesia, sekaligus menjadi kebutuhan dasar masyarakat Indonesia. Di sisi lain, permasalahan krisis energi, kerusakan lingkungan, dan arus globalisasi, memaksa manusia untuk mencari dan mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai sumber energi alternatif efisien dan tak berdampak pencemaran lingkungan.

Pemerintah Indonesia menargetkan suplai listrik sebesar 100.000 MW pada 2025, dengan 23.000 MW di antaranya berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT. Sehingga pemerintah menargetkan pembangunan 2.000-5.000 MW listrik berbasis EBT setiap tahun. Sementara pengembangan energi listrik saat ini, yaitu memanfaatkan sumber daya alam energi surya (solar cell), angin, panas, dan air. Namun pengembangan tersebut dinilai masih memiliki dampak negatif, seperti menyebabkan kerusakan lingkungan pada rumah kaca, over heating, tergantung pada faktor cuaca, harga relatif mahal, dan lainnya.

Konsep Agar Salt Bridge ala Shower. (ist)

Konsep Agar Salt Bridge ala Shower. (ist)

Menyadari hal ini, Hendra Surawijaya (FKH 2016), Elfahra Casanza Amada (FKH 2017), dan Rizhaf Setyo Hartono (FMIPA 2016) yang dibimbing drh. Ani Setianingrum, M.Sc, berkolaborasi memanfaatkan limbah air Rumah Potong Hewan (RPH) untuk menghasilkan alternatif listrik yang dinamakan Slaughtering House Waste Water atau SHOWER, yang didanai Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC).

“SHOWER merupakan inovasi rancang bangun alat pemanfaatan bakteri limbah air rumah potong hewan dengan konsep Agar Salt Bridge. Dimana teknologi Shower memanfaatkan limbah air RPH, yang bisa mengurangi pencemaran lingkungan sekitar dan bau limbah air yang tidak sedap ini, sehingga bisa menjadi alternatif EBT,” terang Hendra Surawijaya, ketua tim Shower.

Menurut Hendra, mekanisme kerja Shower sangat mudah. Air limbah RPH dari RPH ditampung ke dalam chamber penyimpanan yang telah dicampur Effective Microorganisme 4 (EM4) untuk menghilangkan bau pada air limbah. Selanjutnya, air limbah campuran EM4 dimasukkan ke dalam chamber selanjutnya dan ditambahkan manitol salt agar dan garam elektrolit. Nantinya, bakteri akan mengoksidasi substrat dan menghasilkan elektron dan proton pada anoda. Dimana elektron ditransfer melalui sirkuit eksternal, sedangkan proton didifusikan melalui separator membran manitol salt agar menuju katoda. Beda potensial elektron dan proton akan menghasilkan arus listrik.

Advertisement

“Energi listrik yang dihasilkan dari limbah air RPH dapat menjawab tantangan zero waste dan mengurangi pencemaran lingkungan. Selain itu, alat ini juga sebagai sumber EBT yang ramah lingkungan, efisien, murah, dan mudah digunakan. Potensinya luar biasa untuk solusi ketenagalistrikan dan ketahanan energi di Indonesia, sehingga mampu mewujudkan Sustainable Development Goals,” tandas Hendra. (adn/yan)

 

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas