Kota Malang

Green Growth dan Sustainability Expo 2019, Libatkan Kampus dan Stakeholders Pecahkan Pertumbuhan Hijau Berkelanjutan

Diterbitkan

-

Walikota Malang Sutiaji, dan Staf Ahli KemenLHK, meninjau produk yang mendukung program penghijauan. (rhd)

Memontum Kota Malang – Merespon keprihatinan konsekuensi sosial, lingkungan dan ekonomi akibat pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan konsumsi sumber daya alam serta ancaman pemanasan global perubahan iklim. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) Republik Indonesia menggelar Indonesia Green Growth & Sustainability Expo 2019, di Gedung Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang, Rabu (26/6/2019).

Dipilihnya Kota Malang sebagai tuan rumah kali pertama kegiatan, karena Malang adalah Kota Pendidikan dengan 60 kampus yang menjadi salah satu pusat penyebaran informasi dan aplikasi Tri Dharma Perguruan Tinggi di Indonesia.

Walikota Malang tertarik program pengendalian sampah plastik. (rhd)

Walikota Malang tertarik program pengendalian sampah plastik. (rhd)

“Inilah tantangan yang harus dipecahkan dan dicarikan solusinya melalui Perguruan Tinggi dalam konsep pembangunan hijau, konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan, dan konsep pembangunan yang berkelanjutan” ujar Walikota Sutiaji, dalam sambutannya.

Menurutnya, ada tantangan besar atas efek negatif dari industrialisasi, serta konsekuensi dari peningkatan populasi penduduk yang berdampak demand atas hunian, dan infrastruktur terus bertambah, sehingga lahan lahan hijau berubah menjadi tanaman mega beton (bangunan, bangunan).

“Sehingga ini berkontribusi pada pemanasan global, karena emisi gas rumah kaca serta lahan serapan yang makin berkurang dan hijaunya sebuah daerah berubah menjadi tembok-tembok raksasa,” tambah Sutiaji.

Advertisement
Pemukulan gong, sebagai penanda dimulainya Green Growth & Sustainability Expo 2019. (rhd)

Pemukulan gong, sebagai penanda dimulainya Green Growth & Sustainability Expo 2019. (rhd)

Terkait pengelolaan sampah, adalah problem besar yang harus dicarikan solusi konkrit. Produksi sampah di kota Malang sendiri, mencapai 500 – 600 ton per hari, dan akan terus bertambah seiring populasi penduduk. Kesadaran mengedukasi masyarakat untuk mengurai sampah dari hunian, harus termanifestasi dalam pola tindak.

“Jika tidak, maka tidak menutup kemungkinan kota Malang akan ditenggelamkan oleh tumpukan sampah,” tegas pria nomor satu di Kota Malang ini.

Sementara itu, Staf Ahli Kementerian LHK RI, Laksmi Dewanti mengatakan, perlunya perluasan informasi dan edukasi untuk konsep “Pertumbuhan Hijau dan Berkelanjutan” dengan mempromosikan produk industri dan jasa berbasis pembangunan ekonomi hijau.

“Diharapkan melalui acara ini, percepatan penyebaran informasi terkait pertumbuhan hijau dan keberlanjutan akan terjadi di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan global perubahan iklim dan kompetisi pertumbuhan ekonomi antar negara,” terang Laksmi.

Mengusung tema “Green Products and Services For National Economic Competitiveness”; kegiatan ini bertujuan untuk menggali dan mencari berbagai solusi dengan pendekatan dan mekanisme berbasis sains dan teknologi,
dari permasalahan lingkungan yang selama ini terjadi, melalui diskusi dan talkshow, serta pameran yang akan berlangsung selama 3 hari kedepan.

Advertisement

“Tantangan saat ini adalah mensinergikan pembangunan lingkungan, pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial budaya,” tandas Laksmi. (adn/yan)

 

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas