Kota Malang

Bangun Sikap Kritis Mahasiswa, DPM Polinema Gelar Sekolah Legislatif

Diterbitkan

-

Mahasiswa menyimak pemaparan Kepala UPT MKU Polinema Hairus Sandy, SH, MH. (rhd)

Memontum Kota Malang—Berkembangnya teknologi melalui media sosial dan media mainstream (media arus utama) saat ini, memicu kebingungan mahasiswa dalam membaca dan memahami pergerakan politik praktis melalui framing yang diciptakan. Karena kebingungan, takut salah dan terjebak permainan elite politik, membuat sebagian mahasiswa memilih apatis dan pasif. Kondisi semacam ini tentunya memandulkan sikap kritis, simpati, dan empati mahasiswa yang dulunya dikenal peka terhadap kondisi arus bawah, kritis terhadap kebijakan pemerintah, bahkan kebijakan kampus yang dinilai tak memihak mahasiswa.

Animo mahasiswa cukup tinggi, dengan mengajukan beberapa pertanyaan. (rhd)

Animo mahasiswa cukup tinggi, dengan mengajukan beberapa pertanyaan. (rhd)

Menyadari hal tersebut, serta menumbuhkembangkan sikap kritis mahasiswa terkait kebijakan di dalam dan luar kampus, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Politeknik Negeri Malang (Polinema) menggelar Sekolah Legislatif bertajuk Lets Talk About Legislative, di Gedung Teknik Mesin lantai 8 Polinema, Malang, Sabtu (1/12/2018). DPM Polinema menghadirkan dua narasumber, yaitu Kepala UPT MKU Polinema Hairus Sandy, SH, MH, dan Ketua Umum Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Brawijaya (DPM UB) Alfian Tanjung.

Materi terkait legislative drafting dan kelegislatifan diberikan oleh Kepala UPT MKU Polinema Hairus Sandy, SH, MH. Selain itu, teknis bagaimana cara membuat peraturan perundang-undangan, memotivasi kepedulian mahasiswa terhadap NKRI dan fungsi lembaga negara, kekayaan Indonesia serta potensi dan permasalahannya.

Ketua Panitia, Revaldo Mulya Ramadhan, dan Sekjen DPM Polinema Rizky Refiza. (rhd)

Ketua Panitia, Revaldo Mulya Ramadhan, dan Sekjen DPM Polinema Rizky Refiza. (rhd)

“Sebagai agent of change, mahasiswa dituntut lebih greget dalam membuat perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik. Mahasiswa harus kritis, berprinsip, idealisme, netral dan tidak berpihak. Misal dalam Pilpres 2019, mahasiswa berhak memilih, namun saat berdiri di tengah masyarakat tidak boleh berpihak. Harus menjadi penengah. Tidak mudah percaya hoax dalam perang proxy. Sehingga Indonesia menjadi lebih maju karena peran mahasiswa dalam dunia politik,” jelas Hairus.

Pria yang juga menjabat Ketua Komisi II Senat Polinema ini berpesan kepada jajaran pemangku civitas akademika Polinema agar memberikan wadah dan memfasilitasi mahasiswa dalam membuat perubahan melalui karya, politik dan kelegislatifan, serta mempercepat pencetakan kader bangsa dari Polinema. “Mereka sama dengan mahasiswa Perguruan Tinggi lainnya, yang memiliki keinginan yang sama dalam merubah masa depan Indonesia. Marilah kita sama-sama memberikan kesempatan dan fasilitas kepada mahasiswa untuk bersikap kritis terhadap yang salah,” tukas Hairus.

Sementara itu, Sekjen DPM Polinema Rizky Refiza menegaskan, DPM membangun kepedulian mahasiswa Polinema secara umum terhadap isu-isu politik yang tengah berkembang di Indonesia. Sebab tingkat partisipasi politik mahasiswa saat ini dapat dikatakan masih rendah. “Tujuannya membuka wawasan legislatif bagi mahasiswa Polinema. Harapannya, mahasiswa Polinema dapat mengembangkan apa sih legislatif itu, bagaimana sikap mahasiswa kritis terhadap isu yang terjadi pada negara maupun di internal kampus Polinema, dan isu-isu lainnya,” ungkap mahasiswa jurusan teknik elektro Polinema ini.

Advertisement

“Melalui sekolah legislatif yang digelar per periode kepengurusan DPM ini, harapannya mahasiswa mampu lebih peka dalam permasalahan politik, khususnya legislatif, dan bisa lebih kritis lagi terhadap permasalahan yang terjadi di Indonesia, termasuk di lingkungan kampus. Acara ini diikuti sekitar 200 peserta mahasiswa umum dan delegasi UKM yang ada di Polinema,” jelas Ketua Panitia, Revaldo Mulya Ramadhan, di sela acara. (rhd/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas