Berita

Kembangkan Ribuan UMKM Sidoarjo, BHS Siapkan Empat Sentra Kawasan Industri Mikro

Diterbitkan

-

KUNJUNGI - Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengunjungi sejumlah UMKM kerajinan topi, tas, bordir dan kantong di Desa Punggul, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo sekaligus mendengarkan keluhan para pemilik industri mikro itu, Rabu (01/07/2020)
KUNJUNGI - Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengunjungi sejumlah UMKM kerajinan topi, tas, bordir dan kantong di Desa Punggul, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo sekaligus mendengarkan keluhan para pemilik industri mikro itu, Rabu (01/07/2020)

Memontum Sidoarjo – Perhatian Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) terhadap para pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) maksimal. Selain menyiapkan Centra Market (pusat pemasaran) di pinggir Tol Surabaya – Malang, BHS juga bakal menyiapkan 4 sentra kawasan industri mikro di Sidoarjo. Rencananya keempat kawasan industri mikro itu, bakal ditempatkan di empat penjuru wilayah Sidoarjo.

Diantaranya di wilayah barat, timur, selatan dan utara. Upaya ini sebagai bentuk peningkatan dan pengembangan sekaligus pemberdayaan UMKM lokal Sidoarjo.

“Kalau saya diamanahi sebagai Bupati, saya tidak hanya membangun sentral market, tapi juga akan menyiapkan sentra industri mikro kecil,” ujar Bambang Haryo Soekartono saat mengunjungi sentra UMKM Kampung Topi Desa Punggul, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Rabu (1/7/2020).

Mantan anggota DPR RI yang mendapat penghargaan Anggota DPR RI Terinspiratif 2019 ini menilai keberadaan UMKM sangat penting. Menurutnya, 65 persen Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari sektod UMKM. Apalagi, sektor UMKM juga menyerap 95 persen tenaga kerja, baik di Sidoarjo maupun secara nasional. Karena itu, politisi Partai Gerindra ini berharap UMKM di Sidoarjo harus terus dikembangkan.

Advertisement

“UMKM ini tidak boleh mati. Tapi harus terus berkembang. Nanti kawasan industri mikro ini bakal disiapkan di wilayah Barat, Timur, Selatan dan Utara Sidoarjo. Kawasan ini bisa dimanfaatkan UMKM berdasarkan jenis usahanya. Kawasan ini diharapkan menjadi solusi bagi UMKM yang kesulitan lahan untuk tempat produksi,” imbuhnya.

Ketika berkunjung ke Kampung Topi ini, BHS mendapatkan sejumlah keluhan permasalahan. Sejumlah perajin topi mengeluhkan masalah permodalan. Bahkan para pelaku UMKM itu, tidak ada yang mendapatkan bantuan permodalaj sama sekali.

“Sudah saya cek, hampir 100 persen mereka (pemilik UMKM) tidak dapat kucuran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Padahal Pak Jokowi (Presiden RI) mengalokasikan Rp 190 triliun. Harusnya disini (Kampung Topi) mendapatkan 50-70 persen dapat KUR itu. Pelaku UMKM harus didukung KUR karena bunganya murah. Saya berencana meminta pemerintah pusat untuk menurunkan bunga KUR hingga 3 persen. Kalau bunga KUR ditetapkan 3 persen, maka UMKM akan hidup semua,” paparnya.

Selain itu, lanjut Alumnus ITS Surabaya ini juga mendapatkan keluhan soal perizinan paten mereka yang dialami para pelaku UMKM topi. Sebagian belum terbitnya izin paten merek hingga dua tahun sejak pengajuan perizinan tak kunjung selesai.

Advertisement

“Saya berharap Pemkab Sidoarjo bisa menyelesaikan masalah ini. Kalau belum selesai, saya bakal menuntaskan masalah ini dalam program 100 hari kerja saat dirinya diamanahi sebagai Bupati Sidoarjo. Perizinan ini agar mereka tetap produktif dan tidak dikejar-kejar masalah hukum,” jelasnya.

Karena itu, BHS juga bakal mengalokasikan APBD untuk meningkatkan ketrampilan tenaga kerja UMKM agar produknya lebih inovatif. Selain itu, pelatihan kerja bagi UMKM ini sekaligus untuk menciptakan regenerasi pelaku UMKM, termasuk di Kampung Topi di Desa Punggul.

“Nanti di APBD dianggarkan untuk pelatihan kerja bagi UMKM agar banyak generasi penerus dari sentra UMKM di Punggul ini sekaligus agar tetap unggul,” urainya.

Sementara salah seorang perajin topi, Khoirun Ikhwan berharap pemerintah memberikan bantuan program pelatihan kerja. Sebab tenaga kerja yang berminat di UMKM topi semakin minim.

Advertisement

“Pelatihan penting agar tidak berkurang minat generasi penerus dan bisa mewarisi usaha dan kerajinan ini. Untuk soal pemasaran, itu bergantung masing-masing perajin,” katanya.

Selain itu, Khoirun merintis usahanya itu sejak di PHK perusahannya. Akan tetapu kini sudah mampu memiliki karyawan dan mendapat pesanan dari sejumlah kota besar. Diantaranya ke Bandung dan Bekasi. Sedangkan luar pulau, produknya sudah merambah Riau, Kalimantan dan Sumatera.

“Sekarang sudah bisa mempekerjakan delapan orang dan yang dibawah ke ruma masing-masing delapan orang jadi ada 16 pekerja. Selain topi, kami juga membuat tas. Sekarang pesanan juga ada yang diminta Jepang dalam jumlah sangat besar akan tetapi masalah terkendala bahan bakunya,” tandas pemilik merek Yaqutah Collection ini. Wan/yan

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas