Pemerintahan
Paparkan IGA 2022, Bupati Situbondo Terangkan Inovasi Caterina dan Simessem Berjaya
Memontum Situbondo – Bupati Situbondo, Karna Suswandi, memaparkan inovasi di bidang kesehatan dalam presentasi kepala daerah Innovative Government Award (IGA) Tahun 2022, Selasa (22/11/2022) kemarin. Materi yang menjadi pemaparan Bung Karna-sapaan akrab Bupati Situbondo, terkait inovasi dalam menekan angka kematian ibu dan anak kematian bayi (AKI/AKB).
Ketua Badan Inovasi Percepatan Pembangunan Daerah (BIPPD) Situbondo, Hermanto, mengatakan bahwa ada dua inovasi yang dipaparkan Bung Karna, dalam inovasi itu. Yakni, mengenai Calon Pengganti mendapat Pelayanan Prima atau Caterina dan Sistem Informasi Manajemen Elektronik Situbondo Sehat Mantap Berjaya atau Simessem Berjaya.
“Kabupaten Situbondo berdasarkan pengukuran mandiri input dari data 224 inovasi, itu memiliki kematangan indeks prestasi dengan skor 86. Dan itu, terkoreksi menjadi kurang lebih 76. Sehingga, itu masuk katagori terinovatif,” ujarnya kepada memontum, Rabu (23/11/2022) tadi.
Baca juga:
- Paripurna DPRD, Pjs Bupati Trenggalek Serahkan Nota Keuangan Raperda APBD 2025
- Dukung Kegiatan Ponpes, Pemkot dan Kemenag Dampingi Pertumbuhan Ponpes
- Gelar Sarasehan Sambut Hari Santri, Pemkot Malang Tekankan Peran Santri di Era Digital
- Bea Cukai Malang, Pemkab Malang dan Forkopimda Musnahkan 6 Juta Batang Rokok dan Ratusan Liter Miras Ilegal
- Over Weight, Puluhan Personel Polres Trenggalek Lakukan Program Penurunan Berat Badan
Pria yang juga menjadi Dosen di Fisip Universitas Jember ini menyampaikan, dari 12 bupati yang memaparkan materi di IGA, Bung Karna ada di nomor ke lima. “Pak Bupati memaparkan inovasi di bidang kesehatan. Karena persoalan AKI/AKB di tahun 2021 terbilang cukup tinggi,” terangnya.
Ditambahkannya, di tahun 2021 untuk AKI Situbondo mencapai 46 orang dan AKB di tahun yang sama mencapai 108 orang. “Sehingga, Pak Bupati memilih bidang kesehatan yang dipaparkan di IGA Tahun 2022 dan di situ berbasis digital dan nondigital,” tegas Hermanto.
Untuk inovasi nondigital yakni Caterina, tambahnya, adalah peran Puskesmas membangun kolaborasi dengan multi pihak. Yaitu dengan Depag, pemerintah desa, bidan desa turun ke bawah untuk mendeteksi remaja perempuan calon ibu hamil yang berisiko tinggi. Nanti, di situ dikasih pemahaman, kalau hasil skrining beresiko tinggi, maka harus dipantau hingga persalinannya.
“Kalau hasil skriningnya normal, maka dia bisa melahirkan di Puskesmas secara normal,” tuturnya.
Sehingga, tambahnya, lahirlah progam inovasi digital di bidang kesehatan. Yakni, Simessem Berjaya. “Karena kitakan perlu untuk mengkoneksi ini. Nah, input dari ini untuk dijadikan pengambilan keputusan. Termasuk, juga progam pembiayaan melalui program Sehati (sehat gratis, red), maka Caterina ini dilengkapi dengan Simessem Berjaya,” imbuhnya.
Simessem Berjaya nantinya, kata Hermanto, dijadikan sebagai input data dari Puskesmas atas hasil deteksi dari Caterina terkait calon ibu hamil. “Kalau nantinya beresiko tinggi, otomatis terpantau di Simessem Berjaya. Sehingga nanti, ditentukan titik koordinat lokasinya. Di Simessem Berjaya itu juga terintegrasi dengan data kependudukan termasuk pembiayaannya juga,” ujarnya.
Hermanto optimis, inovasi yang disampaikan Bung Karna, akan masuk 10 besar kepala daerah terinovatif tahun 2022. “Nanti dari 12 kepala daerah yang memaparkan materi di IGA, akan diambil 10 kepala daerah. Respon dari tim penilai juga bagus, seharusnya sih masuk ya,” terangnya.
Sekedar informasi, 12 bupati yang memaparkan materi inovasi daerah di IGA Tahun 2022 adalah Bupati Situbondo, Banyuwangi, Bogor, Wonogiri, Tabalong, Temanggung, Sragen, Tangamus, Pamekasan, Padang Pariaman, Indragiri Hilir dan Bupati Hulu Sungai Selatan. (her/sit)