Kediri

Pendampingan Deteksi Dini Hipertensi untuk Kader Jadi Cara Pemkot Kediri Peringati Hari Hipertensi Dunia

Diterbitkan

-

Memontum Kota Kediri – Memperingati Hari Hipertensi Sedunia yang jatuh pada tanggal 17 Mei, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kesehatan, menggelar Pendampingan Deteksi Dini Hipertensi, Senin (06/05/2024) tadi.

Kegiatan ini, juga bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan update keilmuan kader tentang hipertensi, pemberian motivasi kepada para kader dalam melaksanakan kunjungan rumah serta memberikan pengetahuan kepada kader agar mampu melakukan pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan kolesterol secara benar dan akurat. Hal tersebut, disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Kediri, dr Muh Fajri Mubasysyir saat dikonfirmasi lewat telepon.

Untuk diketahui, data Dari Dinas Kesehatan menyebut jumlah penderita hipertensi di Kota Kediri tahun 2023 mencapai 38.204 penderita. Dengan rincian, penderita hipertensi laki-laki sejumlah 14.420 orang dan penderita hipertensi perempuan sejumlah 23.784 orang. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan para kader dapat melaksanakan tugasnya dengan optimal dalam memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat sebagai upaya promotif, mengajak masyarakat untuk datang ke layanan kesehatan, serta melakukan deteksi dini terkait hipertensi.

“Penyakit hipertensi merupakan silent killer, karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang. Namun, penyakit ini mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa. Untuk itu, kita lakukan gerakan deteksi dini dengan harapan kasus hipertensi bisa lebih dideteksi dari awal. Sehingga, bisa ditangani dan dikendalikan,” terangnya.

Advertisement

Jika sudah dilakukan deteksi dini dan diketahui bahwa seseorang tersebut memiliki riwayat penyakit hipertensi, ujarnya, maka akan dirujuk ke layanan puskesmas dan dilakukan pengobatan. “Akan kita pantau secara rutin melalui kader kesehatan sampai tekanan darahnya stabil dan normal. Sehingga, diharapkan dapat mencegah munculnya penyakit komplikasi seperti stroke, jantung dan mengurangi risiko kematian,” papar dr Fajri.

Baca juga :

Mengundang 150 kader kesehatan pemegang program hipertensi puskesmas dan pemegang program PTM Puskesmas, kegiatan tersebut juga menghadirkan dokter Rehabilitasi Medis, dr Nita Damayanti Sp KFR, yang berpraktik di salah satu rumah sakit Kota Kediri sebagai pemateri. “Dengan mendatangkan nara sumber yang akan memberikan materi mengenai bagaimana mengelola, mendeteksi dan praktik pendampingan hipertensi, harapannya para peserta mendapatkan ilmu yang bisa menjadi modal dasar untuk melakukan kegiatan pemeriksaan dalam upaya untuk pengendalian kasus hipertensi,” lanjutnya.

Sementara itu, dr Nita Damayanti dalam pemaparannya menyampaikan bahwa tekanan darah yang normal bagi orang dewasa yakni di bawah 140/90mmHg. Ukuran 140 ialah tekanan darah sistolik dan 90 untuk tekanan darah diastolik yang diukur dengan tensimeter baik manual ataupun digital. Adapun faktor resiko terkena hipertensi ialah akibat gaya hidup tidak sehat, obesitas, lingkungan, faktor geografi, genetik, konsumsi garam hingga stres

“Jangan anggap sepele penyakit hipertensi. Jika merasakan gejala seperti sering pusing, rasa pegal, dada berdebar, hingga nafas pendek, bisa segera cek kondisi kesehatan kita agar nantinya bisa segera dilakukan penanganan jika diperlukan,” ujarnya.

Advertisement

Di kesempatan yang sama, kader dari Kelurahan Banaran, Ruli Yuanita, mengatakan jika setiap harinya dirinya melakukan tugas sebagai kader dengan melakukan penyuluhan dan pemeriksaan di pos lansia. Setiap bulannya, ada 60 Lansia yang periksa.

“Kita sudah ada grup WA per RT. Sehingga melalui grup tersebut, kita bisa mengajak para Lansia untuk datang ke pos Lansia dan jika mereka tidak bisa datang ke Posyandu Lansia,.maka kami dari kader dan tenaga kesehatan akan mengunjungi ke rumah,” jelasnya. (kom/pan/sit)

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Lewat ke baris perkakas