Kota Batu
Kasus Hipertensi Ancam Penduduk Kota Batu, Faktor Turunan dan Perilaku Berisiko Jadi Pengaruh
Memontum Kota Batu – Kasus hipertensi atau tekanan darah tinggi di Kota Batu, cenderung tinggi. Dari 30 Pos Binaan Terpadu (Posbindu) yang dibentuk di tempat kerja dan sekolah, mencatat jika di tahun 2022, paling banyak kasus hipertensi hingga di atas angka 50 persen.
Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Susana Indahwati, mengatakan tingginya hipertensi di Kota Batu, karena banyak dipengaruhi perilaku berisiko. Yaitu, konsumsi gula, garam dan minyak yang berlebih, kurangnya aktifitas fisik, kebiasaan merokok hingga konsumsi alkohol.
“Kasus hipertensi di Kota Batu, masih tergolong tinggi,” terangnya saat dikonfirmasi via ponselnya, Senin (24/07/2023) tadi.
Baca Juga :
Lebih dari itu, menurut Susana, faktor lain juga dikarenakan faktor keturunan yang ikut berperan. Tetapi, juga utamanya disebabkan pengelolaan stres.
“Pada tahun 2022, kasus hipertensi meningkat. Catatan ini, berdasarkan dari 30 Posbindu yang dibangun di tempat kerja dan sekolah yang melakukan pengecekan pada usia 15-59 tahun,” jelasnya.
Sementara, imbuhnya, terhitung hingga akhir Juni 2023, berdasarkan laporan Standar Pelayanan Minimal (SPM), Hipertensi Puskesmas di Kota Batu total ada 20.375 penduduk yang mengalami Hipertensi, dari total 58,385 sampel penduduk yang dilakukan deteksi dini di Posbindu. “Untuk menghindari hipertensi, singkatnya masyarakat harus cek kesehatan rutin. Jauhi asap rokok dan alkohol, rajin aktifitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, kelola stres,” paparnya. (put/sit)