Kabar Desa

Tingkatkan Hasil Panen Kopi, Pemdes Sukodono Dampit Kedepankan Pupuk Organik

Diterbitkan

-

GEMILANG : Salah seorang petani Sukodono dengan Panen Gemilang. (Sur)
GEMILANG : Salah seorang petani Sukodono dengan Panen Gemilang. (Sur)

Memontum Malang – Untuk tetap mempertahankan nama kopi yang kini sudah menduduki sejumlah pasar di luar negeri, kini Pemerintah Desa (Pemdes) Sukodono Kecamatan Dampit Kabupaten Malang terus “beredukasi” bersama petani sekitar.

Selain menekankan petik kopi merah juga melakukan pengurangan penggunaan pupuk kimia yakni dengan mengedepankan pupuk organik baik dalam bentuk padat maupun cair.

Suharto Kepala Desa Sukodono. (Sur)

Suharto Kepala Desa Sukodono. (Sur)

Suharto, Kepala Desa Sukodono mengatakan, untuk sistem yang ia terapkan saat ini yakni dengan melakukan peneliharaan kambing dalam kawasan kebun kopi.

“Dengan pemeliharaan kambing dalam kawasan kebun kopi itu cukup menguntungkan para petani. Pertama, kulit kopi paska giling determentasi untuk makanan kambing.Sedang dari kotoran kambing itu bisa difungsikan untuk pupuk, ” terang Suharto, Minggu (15/3/2020) siang.

Program tersebut sudah berjalan di desa yang terdiri dari 2000 KK dengan lahan tanaman kopi seluas 800 hektar ini. Hal yang dianggap perlu, sebagai pelindung tanaman kopi itu, petani juga menyertakan berbagai tanaman sosial seperti pisang, alpukat, durian dan jahe.

Advertisement

“Dengan produk unggulan kopi, kami berharap Sukodono kedepan menjadi desa kopi organik yang bekerjasama dengan BUMDes Raharja yang ada disini,” ulas Suharto.

Seperti diketahui, BUMDes Raharja Sukodono Dampit didapuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) di ajang Kampung Kreasi 2019 lalu di Royal Plaza Surabaya.

Dengan mengusung produk andalannya Kopi Robusta, Bumdes Raharja menjadi satu-satunya wakil untuk Provinsi Jawa Timur di ajang pameran produk unggulan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat itu.

Koordinator Pendamping Desa (PD) Kecamatan Dampit Moch. Sutanto mengatakan, dipilihnya Bumdes Raharja merupakan bagian dari dari tindak lanjut Program Inkubasi Inovasi Desa Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID PEL) Kemendesa PDTT.

Advertisement

Hal ini juga merupakan perwujudan dari ruang lingkup Program Inovasi Desa yang dituliskan pada dokumen Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 48 tahun 2018 tentang Pedoman Umum Program Inovasi Desa. Program PIID-PEL dimaksudkan untuk memberikan dana stimulan dan technical assistant kepada Desa terpilih agar dapat mengembangkan produktivitas perekonomiannya.

“Mendorong pengembangan mata rantai kopi robusta untuk dapat menjalin kemitraan dengan sektor swasta dalam pemasaran dengan pendekatan nilai rantai kopi yang berkelanjutan,” katanya.

Lanjut Sutanto, BUMDes Raharja juga melakukan kerjasama dengan Koperasi Sridonoretno Makmur Bersama dalam hal budidaya kopi, pengolahan paska panen dan pemasaran bersama.

Kerjasama ini merupakan bentuk kemitraan strategis di tingkat akar rumput untuk perbaikan posisi tawar yang lebih baik terhadap aktor-aktor kunci dalam penentuan harga dan peningkatan mutu kopi.

Advertisement

Kopi dari Sukodono lebih dikenal nama Kopi Java Robusta Dampit. Karena berada di kawasan lereng gunung api Semeru dan terletak di sisi laut pantai selatan.

“Kopi Sukodono memiliki keunggulan tersendiri dengan proses petik merah (pemetikan selektif). Dengan proses basah (Full Washed) dan proses kering (Natural) membuat kopi SDR beraroma lebih kuat, biji sudah
digrade, dan bercita rasa cokelat karamel,” urainya.

Ditambahkannya, saat ini ada kurang lebih 121 kepala keluarga (KK) yang tersebar di lima kelompok tani bergabung dengan Bumdes Raharja Desa Sukodono. Mereka juga telah mendapatkan pelatihan SLPHT (Sekolah Lapang Pengendalihan Hama Terpadu) dimulai pada tahun 2000-2003.

“Pada saat ini yang mengikuti paska panen Petik merah kurang lebih 30% dari jumlah anggota yang bergabung di kelompok tani,” pungkasnya. (sur/oso)

Advertisement

 

Advertisement
Lewat ke baris perkakas