Kota Batu

Unik, Seorang Warga di Kota Batu Peringati Hari Lahir Pancasila dengan ‘Mandikan’ Patung Burung Garuda

Diterbitkan

-

Unik, Seorang Warga di Kota Batu Peringati Hari Lahir Pancasila dengan 'Mandikan' Patung Burung Garuda

Memontum Kota Batu – 1 Juni diperingati sebagai peringatan Hari Lahir Pancasila. Beragam cara atau aksi yang dilakukan warga negara Indonesia, untuk memperingati momen kelahiran Pancasila.

Salah satunya, seperti kebiasaan unik layaknya tradisi yang dilakukan seorang warga asal Kota Batu. Adalah R T Soedarno Hadipuro, yang melakukan cara unik dengan membersihkan Burung Garuda yang notabene merupakan lambang negara NKRI.

Menurutnya, Burung Garuda merupakan pusaka Bangsa Indonesia. Soedarno melakukan pembersihan terhadap Burung Garuda, bermula ketika bangsa Indonesia dilanda Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 silam. Jadi, setiap 1 Juni sebagai peringatan kelahiran Pancasila, Soedarno berinisiatif mengajak keluarganya untuk membersihkan Burung Garuda dan ini sudah menjadi tahun ketiga bagi Soedarno melakukan kebiasaan ini.

“Prosesnya, sebelum tanggal 1 Juni, sorenya saya membeli kembang setaman dan pagi tanggal 1 Juni, saya bersama anak-anak membersihkan Burung Garuda dengan air yang sudah di campur dengan kembang setaman. Kembang yang dipilih, pun sangat beragam dan diharapkan dengan keberagaman yang ada di Indonesia, itu bisa disatukan dengan adanya Burung Garuda. Proses ini juga sekaligus mendoakan agar Bangsa Indonesia terhindar dari bahaya sebagai bukti bakti saya terhadap bangsa ini,” ungkapnya

Advertisement

baca juga :

Tidak hanya melakukan pembersihan pada Burung Garuda saat peringatan kelahiran Pancasila, Soedarno sekaligus memperkenalkan budaya yang ada di Indonesia, kepada anak-anaknya agar terbiasa dengan keberagam yang ada di Indonesia. “Melihat kondisi sekarang, anak muda yang SMP ada yang tidak kenal Pancasila. Bahkan, tidak kenal Burung Garuda dan itu rasanya sedih sekali. Lebih parahnya, para pejabat negara ada yang tidak tahu apa itu Pancasila. Karena itu, saya melakukan pendidikan dini kepada anak-anak saya untuk memperkenalkan budaya yang ada di Indonesia, agar mereka terbiasa dengan keberagam yang ada di Indonesia” tambah Soedarno.

Soedarno menyebut, penyebab nilai Pancasila sudah mulai melemah dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, karena rasa hidup berbangsa dan bernegara yang belum kokoh untuk ditanamkan sebagai pandangan hidup. Karena itu, Soedarno menekankan pentingnya pendidikan dini dalam keluarga kepada generasi penerus untuk memperkenalkan nilai Pancasila.

“Percuma kalau anak-anak diperkenalkan nilai Pancasila di sekolah, tetapi di dalam rumah sendiri tidak diterapkan. Karena di sekolahan, anak-anak hanya tinggal beberapa jam saja, sedangkan di rumah seumur hidup. Jadi, itulah perlunya pengamalan nilai Pancasila di mulai dari keluarga. Jika nilai Pancasila sudah tertanam dalam diri kita, maka kita tidak akan canggung dengan perbedaan yang ada di Republik ini” paparnya.

Dalam penerapan nilai Pancasila, Soedarno mengatakan bahwa untuk Kota Batu, sudah cukup bagus. Dirinya melihat dari sudut pandang, dimana setiap agama yang ada di Kota Batu, memiliki tempat ibadah yang layak.

Advertisement

“Karena Kota Batu ini, kecil ya. Jadi, ini bagus menurut saya, tetapi perlu dibenahi lebih bagus lagi adalah keluarga, lembaga pendidikan baik itu formal dan non formal dan meningkatkan rasa toleransi” ujarnya.

Soedarno pun mengaku, bahwa dirinya merupakan Gusdurian. Bahkan, dirinya sangat mengagumi salah satu tokoh bangsa ini, yaitu Gusdur (KH Abdurrahman Waduh). Menurutnya, nilai-nilai yang diajarkan oleh Gusdur, semua terkandung dalam Pancasila.

Tidak hanya itu, Soedarno juga sangat mencintai budaya yang ada di Indonesia. Hal ini terlihat, seperti di tempat kediaman Soedarno, terdapat banyak koleksi Keris yang merupakan salah satu senjata tradisional yang dijadikan ikon budaya di Indonesia. (mg3/sit)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas