SEKITAR KITA
Usai Melahirkan dan Melawan Covid-19, Bidan di Situbondo Meninggal menyusul Sang Bayi
Memontum Situbondo – Suasana haru nan sedih menyelimuti rencana pemberangkatan jenazah Sri Wahyuni, yang tiba di Puskesmas Panarukan untuk di Salatkan, Kamis (15/07) tadi. Korban yang dikenal berprofesi sebagai bidan itu, meninggal dunia setelah berjuang melawan Covid-19.
Tidak hanya itu, sebelum nyawanya ‘dipanggil’, bidan nan ramah dan tengah hamil itu, beruntung sudah berhasil melahirkan terlebih dahulu. Meski pun, pada akhirnya sang bayi, harus mendahului korban dipanggil sang Maha Esa.
Isak tangis sedih dari rekan sejawat almarhum Sri Wahyuni, pun seolah pecah tak terbendung. Terlebih, saat mobil jenazah hendak meninggalkan Puskesmas Panarukan, atau menuju ke pemakaman almarhum di Kabupaten Banyuwangi.
Dengan menggunakan masker, tenaga kesehatan (Nakes) berbaris rapi memberikan penghormatan terakhirnkepada korban. Tabur bunga kepada jenazah Sri Wahyuni, pun sempat dilakukan.
- Bersenjata Parang dan Pistol Mainan, Dua Pelaku Perampokan Minimarket Diringkus Polisi
- Implementasikan Program Pengelolaan Sampah LSDP, Kota Malang Diusulkan Anggaran Rp 187 Miliar
- Laporan Evaluasi Kinerja Triwulan IV, Pj Bupati Lumajang Paparkan 10 Poin Penting
- Jadi Referensi Penataan Kawasan Pengelolaan Sampah, Kemendagri Kunjungi TPA Supit Urang Kota Malang
- Pengamat Politik Nilai Parpol Kota Malang Gagal Kaderisasi Partai di Pilkada Wali Kota
Sri Wahyuni meninggal akibat terpapar Covid-19, setelah melahirkan anaknya secara sesar di Rumah Sakit Abdoer Rahem Situbondo. “Almarhumah dalam keadaan hamil. Pada tanggal 3 Juli 2021, korban masuk rumah sakit dengan hasil swab positif Covid-19,” jelas Kepala Puskesmas Panarukan, dr. H. Imam Hariyono.
Selanjutnya, sambung dr. Imam, almarhumah langsung melakukan opname di rumah sakit dan melakukan operasi sesar. Berselang satu minggu kemudian, bayinya meninggal dunia. “Empat hari berselang dari meninggalnya sang bayi, kemudian almarhumah juga menyusul,” kata dr. Imam.
Kepala Puskesmas Panarukan ini juga mengaku sangat kehilangan sosok bidan Sri Wahyuni, yang memiliki loyalitas tinggi selama bertugas. “Kami sangat kehilangan bidan yang telah berjuang melawan pandemi covid dan berjuang melahirkan anak tercintanya,” kata dr. Imam.
Sebagai penghormatan terakhir, sambung dr Imam, sebelum jenazah bidan Sri Wahyuni dimakamkan di Kabupaten Banyuwangi, maka di shalatkan di halaman Puskesmas Panarukan. “Dokter, perawat dan staf Puskesmas Panarukan sangat berduka atas meninggalnya bidan yang sering memberikan motivator rekan-rekan sejawatnya di Puskesmas Panarukan,” tuturnya
Almarhumah Sri Wahyuni, imbuh dr. Imam, merupakan salah satu bidan yang digandrungi masyarakat, khususnya masyarakat Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. “Sejak masih PTT tahun 2009, almarhumah mempunyai dedikasi tinggi dalam melaksanakan tugas-tugasnya,” terang dr. Imam. (her/sit)