Kota Malang

109 Tahun Kota Malang, Geliat Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Terus Berlanjut

Diterbitkan

-

109 Tahun Kota Malang, Geliat Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Terus Berlanjut

Memontum Kota Malang – Menginjak usia 109 Tahun Kota Malang, yang jatuh pada Sabtu (01/04/2023) hari ini, tentunya banyak hal yang telah dilalui oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Termasuk, dalam pemulihan pertumbuhan ekonomi kreatif pasca pandemi Covid-19, yang terus berlanjut.

Apalagi, dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, pertumbuhan perekonomian Kota Malang di tahun 2022 tumbuh sangat mengesankan, yakni mencapai 6,32 persen. Bahkan, angka tersebut melebihi pertumbuhan sebelum pandemi dan menjadi rekor tertinggi dalam kurun waktu satu dasawarsa terakhir.

Wali Kota Malang, Sutiaji, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan buah kolaborasi dari pemulihan ekonomi. Mulai dari pembangunan gedung Malang Creative Center (MCC), yang memfasilitasi berbagai program ekosistem 17 subsektor ekonomi kreatif (ekraf), penguatan peran UMKM, revitalisasi pasar rakyat, pengembangan destinasi pariwisata, penciptaan ekosistem usaha yang menarik investasi, hingga reformasi birokrasi yang semakin berdampak. 

“Ini adalah berkah dari Tuhan. Atas Ridho-Nya, atas doa, kesabaran, keteguhan, kerja keras dan cerdas dari peran kita, panjenengan semua. Lewat kolaborasi ini kita bangun terus kemandirian dan ketangguhan. Agar apa yang sudah dicapai bisa berkelanjutan. Dari Malang Untuk Indonesia dan Dunia,” ujar Wali Kota Sutiaji.

Advertisement

Selain itu, berbagai event kreatif sebagai pendukung pemulihan ekonomi, juga telah digelar oleh Pemkot Malang. Bahkan, 500 kegiatan itu telah dilakukan di Gedung MCC sejak soft launching, lalu. Kemudian, juga dilakukan di Kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang. Terlebih, event tersebut juga menggandeng sektor UMKM yang ada di Kota Malang.

“Karena ke depan yang akan menguasai ekonomi global yakni dari pelaku UMKM. Sehingga, itu akan terus di dorong dan saya kira ini sangat mendukung untuk menumbuhkan perekonomian kita semua. Apalagi Kota Malang juga memiliki potensi yang luar biasa, kedepan saya berharap para pelaku UMKM itu nantinya 85 persen bisa berbasis e-commerce,” kata Wali Kota.

Baca juga :

Gedung MCC tersebut, juga diyakini sebagai tempat inkubasi untuk mengembangkan UMKM yang ada di Kota Malang. Sehingga, masyarakat bisa lebih mengenal dan mengetahui apa saja yang ada di dalam Gedung MCC tersebut. Tentunya dengan berbagai gelaran event yang telah dilakukan oleh Pemkot Malang, juga menarik para wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang. Terlebih, juga dengan banyaknya kampung tematik yang ada saat ini, juga menjadi tempat edukasi para pelajar.

“Kampung tematik ini semula kampung kumuh, kemudian menjadi kampung yang bersih, layak huni, layak di kunjungi hingga layak mengedukasi. Sehingga, kampung wisata tematik Kota Malang mulai tersohor ke berbagai daerah dari dalam propinsi luar pulau bahkan hingga ke mancanegara,” lanjutnya.

Advertisement

Termasuk saat ini, kampung wisata Kayutangan Heritage, telah mendapatkan penghargaan bergengsi yang masuk dalam 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Itu, termasuk bukti nyata yang telah dilakukan oleh Pemkot Malang dalam inovasi dan optimalisasi potensi daerah.

“Inovasi kita banyak, ya digitalisasi, UMKM, termasuk menekan stunting. Lalu perlu kami informasikan juga bahwa ternyata Kayutangan jadi 75 desa wisata dari kompetisi yang diikuti 4 ribuan (desa wisata). Yang kota, itu hanya hitungan jari. Dari 75 desa wisata, mungkin hanya 2 se-Indonesia yang ada wisata buatan berbasis lingkungan yang masuk pada desa wisata,” beber Wali Kota Sutiaji.

Menurut Sutiaji, kawasan Kayutangan Heritage sendiri juga merupakan hasil dari sebuah kolaborasi antara daerah dengan pusat. Tidak hanya dalam hal pendampingan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), namun juga sejak dari perencanaannya. 

“Perencanaan kita menyambung provinsi dan pusat untuk menangani kota kumuh 100-0-100, (yaitu) 100 persen akses air minum layak, zero kawasan kumuh, dan 100 persen akses sanitasi layak. Kota Malang saat ini angka kawasan kumuh ada di angka 70 sekian hektar dari 607 hektar,” ujarnya.

Advertisement

Oleh karena itu, pihaknya bakal terus menguatkan potensi daerah ini. Seperti, pada persoalan penginapan terus dicarikan jalan keluar. Salah satunya, dengan menggandeng Pokdarwis setempat untuk homestay bagi wisatawan. Sebab, kebutuhan hunian diakuinya masih kurang dan utamanya untuk hunian yang terjangkau serta ekonomis.

“Insyaallah tahun ini kawasan di sekitar Kayutangan Heritage, seperti Alun Alun Merdeka juga dibenahi dengan CSR, Alun Alun Tugu dengan APBD, lalu Pecinan dengan CSR. Inikan satu koridor, harapannya semakin nyaman dan kerasan untuk wisatawan, baik dalam dan luar negeri,” ungkapnya. (rsy/sit/adv)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas