KREATIF MASYARAKAT
Kue Kering Cempaka Cookies Kota Malang, dari Resep Temurun hingga Produksi
Memontum Kota Malang – Berawal dari dapur kecil di rumah, pemilik Cempaka Cookies, Endang Susilowati, telah berhasil mengembangkan usaha kue kering yang dimulai sejak tahun 2003. Dari berbekal resep turun-temurun dari neneknya itulah, kini usaha tersebut dapat menghasilkan ratusan kg per produksi.
Dari awalnya membuat 5 kg kue kering seperti kastengel, nastar dan putri salju, yang hanya untuk dibagikan kepada tetangga, ternyata hal itu mendapatkan respon positif. Beberapa juga mengakui terkesan dengan rasa kuenya dan itu yang mendorong Endang untuk mengembangkan usahanya hingga saat ini.
“Tetangga-tetangga bilang kuenya enak. Jadi, kemudian pas lebaran banyak yang pesan. Terus akhirnya, saya memutuskan untuk menerima pesanan dan mulai dari situ ide untuk menjadikan ini usaha semakin kuat,” kata Endang, Senin (26/08/2024) tadi.
Merek Cempaka Cookies pun lahir, dibantu oleh empat pekerja dan dua anaknya. Seiring waktu, jenis kue yang diproduksi berkembang menjadi 12 macam, termasuk kue-kue coklat yang digemari anak-anak.
Baca juga :
“Awalnya itu juga dari mulut ke mulut. Kini sudah mencoba untuk memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp untuk promosi produk,” ujarnya.
Produksi Cempaka Cookies sendiri kini bisa mencapai puncaknya saat menjelang Hari Raya. Dengan produksi terbesarnya mampu mencapai 250 kilogram.
Meski bisnis ini tidak selalu berjalan mulus, namun Endang konsisten untuk memproduksi. Terlebih, ketika kala itu harus mengenang kerugian besar yang pernah dialaminya.
“Saat itu ada pesanan dari Jakarta. Ketika mengirimkan 150 pesanan, ternyata mereka enggan membayar dengan alasan katanya kuenya hancur. Itu ruginya mencapai Rp 5,5 juta. Setelah kejadian itu, kami sepakat untuk tidak lagi mengirim pesanan ke luar kota. Fokusnya sementara pada pesanan lokal yang diambil langsung oleh pelanggan saat mudik lebaran di Kota Malang,” tambahnya.
Meskipun tantangan permodalan sering menjadi kendala, Endang tetap optimis. Bahkan terus berinovasi mengembangkan produknya. Termasuk juga menekankan kualitas dan kealamian bahan yang digunakan. “Biar kue tetap awet dan bertahan hingga tiga bulan tanpa menggunakan pengawet, itu tepung yang akan digunakan disangrai terlebih dahulu,” imbuhnya. (rsy/sit)