Pendidikan
Polinema Press Berkomitmen Jadi Publisher Berkaliber Internasional
Memontum Kota Malang – Polinema Press berkomitmen untuk bagaimana bisa berkembang menjadi publisher yang sesungguhnya. Hal itulah yang dikatakan oleh Abdul Muqit, Kepala Polinema Press. Polinema Press adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Politeknik Negeri Malang (Polinema) yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan.
Menurut Abdul Muqit, saat ini pihaknya tengah melakukan usaha-usaha untuk mengembangan Polinema Press agar bisa menjadi publisher yang berkaliber Nasional-Internasional. Dimana saat ini, ia menyebut, Polinema Press masih berkaliber Lokal-Nasional.
“Peningkatan dan pengembangan yang kita upayakan nanti ada di seluruh sisi. Baik itu dari segi bentuk, performance dan konten. Itu yang kita inginkan, dan saat ini kita upayakan untuk bisa menjadi lebih baik,” ujar dia saat ditemui di ruang kerjannya.
Menuju hal tersebut, ada beberapa bekal yang telah dipersiapkan oleh Polinema Press. Yakni saat ini Polinema memiliki beberapa lisensi, baik lisensi berskala nasional maupun internasional.
“Kalau dari Nasional kami sudah ada lisensi dari Perpusnas (Perpustakaan Nasional) dan kami juga mengantongi lisensi untuk produksi buku. Kalau dari Internasional kita sudah gabung dengan Elsevier. Jadi produk kita itu bisa otomatis masuk sana dengan syarat harus berbahasa inggris. Dan satu lagi, bukunya juga harus berseri untuk dapat masuk ke dunia internasional. Intinya, saat ini rancangannya sudah kami bangun tinggal mengisi saja,” imbuh dia.
Selain itu, ia mengatakan, saat ini Polinema Press juga tengah menyiapkan diri untuk dapat menjadi konsultan penulisan buku. Dimana, menurut dia, dalam geliat penulisan buku, juga harus diketahui ada 11 jenis atau genre buku, baik di dunia akademis maupun vokasi.
“Poinema Press disini hadir sebagai konsultan, berupaya untuk memberikan penjelasan dan pemahaman lebih terkait bagaimana 11 jenis buku tersebut. Seperti apa jenisnya, bagaimana trade dan karakternya masing-masing jenis buku. Dan dalam pelatihan, hal-hal tersebut akan dijelaskan,” terang dia.
Menurut dia, ide untuk bisa berperan sebagai konsultan dalam geliat penulisan buku muncul saat pihaknya mengadakan survey berskala nasional terkait ke 11 jenis buku tersebut. Menurutnya, masih banyak penulis buku yang masih belum mengetahui buku jenis apa yang ditulis.
“Setelah kami melakukan survey, ternyata banyak penulis ini mereka jago menulis, namun sayangnya juga tidak sedikit beliau (penulis) ini yang tidak tahu, bahwa buku mereka ini masuk ke dalam jenis yang mana. Kita berusaha hadir sebagai konsultan agar hal itu lebih terlihat jelas. Itu bukan berarti kita yang terbaik, namun kita berusaha sharing knowledge bahwa buku itu juga ada genrenya juga. Untuk itu kami siap bagi lembaga lain yang ingin menambah ilmu dalam bidang itu,” pungkasnya. (iki/yan)