Kota Malang
Start-up Workshop STMIK ASIA, Geber 55 Jam, Perkuat Start-up Secara Sempurna
Memontum Kota Malang — Usai melalui rangkaian acara Start-up yang diselenggarakan STMIK ASIA yang menggandeng beberapa kali, kali ini STMIK ASIA menggelar Start-up Workshop, Built Your Start-up In 55 Hours, bertemakan Turning Ideas To Business, di ruang Theatre, Kampus Pusat STMIK ASIA Malang, selama 3 hari, Jum’at-Sabtu (15-17/12/2017).
Sebanyak 49 peserta mengikuti workshop, yang dibagi dalam 9 kelompok untuk membahas satu tema atau ide start up dalam bentuk validasi produk yang dibuat menjadi prototype dan nantinya disempurnakan menjadi aplikasi. Tujuannya, untuk membuka wawasan dan memberi motivasi para mahasiswa agar mau berkecimpung di dalam dunia digital creative.
Kepala Program Studi Teknik Informatika STMIK ASIA, Rina Dewi Indahsari, SKom, MKom, menjelaskan bahwa kegiatan workshop Start Up kali ini merupakan kelanjutan dari acara roadshow seminar yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Tak hanya diikuti peserta dari STMIK ASIA, beberapa mahasiswa kampus lain baik di Malang Raya, Pasuruan hingga Probolinggo mengikuti Workshop kali ini.
“Workshop kali ini tujuannya untuk validasi ide-ide mahasiswa peserta workshop sebelumnya, dimana para peserta di brain storming untuk mengeluarkan ide-ide apa saja dalam menangani permasalahan yang ada. Sebab ide mahasiswa yang bagus sekalipun, ternyata belum tentu berhasil diterima pasar (pengguna) seperti harapan para pembuatnya. Nah, sebelum susah payah melakukan Coding aplikasi, dilakukanlah kegiatan ini untuk memvalidasi ide apakah aplikasi yang dibuatnya memang benar-benar bisa menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Rata-rata ide tema aplikasi membahas tentang solusi pelayanan di masyarakat, seperti aplikasi start up Verdict of Law (VOL), solusi masalah perbaikan kendaraan, tenaga serabutan rumah tangga, dan lainnya,” terang Rina, di sela pelaksanaan workshop.
Beberapa ide yang dituangkan melalui produk validasi berupa Prototype, diantaranya OM Job, jasa perbaikan kerusakan Rumah Tangga; Kepoin Kota, membantu UMKM berkembang; Asiswa, untuk mengakomodasi dan mendampingi siswa SMA/SMK memilih Perguruan Tinggi; Arema Social Community (SC), sebagai wadah komunikasi, kritik, masukan, dan saran masyarakat kepada instansi pemerintah daerah; Joko Sembong, sebagai aplikasi montir panggilan melalui bengkel terdekat; Verdict of Law (VOL), bantuan hukum kepada masyarakat; PusOn (Puskesmas Online); ManBar, sebagai penyedia jasa Tour Guide.
Kembali pendiri futurepreneur.id, James Tomassouw, mengisi workshop kali ini. Praktisi Start-up ini menargetkan para peserta mampu membuat prototype dan mempresentasikannya pada akhir workshop. “Ide-ide mereka dianalisis dan divalidasi untuk diuji ke masyarakat. Adanya validasi ide ini diharapkan para mahasiswa mampu membuat aplikasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat, serta menarik perhatian pihak investor. Kalau dilihat progressnya, step ini masih kecil hanya 40 persen untuk menjadi sempurna. Sebab masih berbentuk sebuah prototype. Namun, ketika ide tersebut bisa diterima dan dibutuhkan masyarakat, akan melesat 100 persen, bahkan lebih. Setelah tahap ini, akan ada Coding Day atau Hackathon,” urai James Tomassouw, pada awak media.
Sementara itu, Ketua STMIK ASIA, Ir Teguh Widodo MM. mengatakan, acara workshop dilaksanakan untuk melatih para mahasiswa untuk segera memiliki skill yang cepat untuk bisa menjadi pelaku Start Up. Meski sebelumnya, STMIK ASIA membekali mereka dengan program Bisnis Praktis dari tahap 1 hingga tahap 4 yang diberikan pada 4 semester.
“Kalau ternyata progressnya para mahasiswa memang sudah tidak perlu bimbingan lagi ya sudah, nanti kita tinggal memonitor start up tersebut tetap berjalan, seperti Polisi Online yang sampai sekarang masih berjalan. Malah pembuatnya bisa membuat Start-up lainnya lagi karena pengalamannya. Bahkan dia bisa menjadi mentor juniornya sekaligus untuk mengikuti jejaknya. Saat ini, para mahasiswa masih membutuhkan bimbingan dari para expert, maka kita laksanakan acara workshop ini. Harus ada yang memandu, hingga hackathon dan terbentuk sempurna. Harapan kami dengan workshop ini bisa membuat skill para mahasiswa kami semakin canggih dari sebelum ikut workshop ini,” tukas Teguh. (rhd/yan)