SEKITAR KITA
Gagal Ketemu Rektor, Mahasiswa IAIN Madura Rusak Fasilitas Kampus
Memontum Pamekasan – Aksi unjuk rasa yang menuntut uang kuliah tunggal (UKT) yang dilakukan Dewan Mahasiswa Institut (Dema-I) IAIN Madura, kembali berlanjut, Jumat (30/07) tadi. Kali ini, unjuk rasa yang bertemakan aksi Jilid II IAIN Madura itu, dilakukan lebih ganas. Mereka, mulai melakukan pengrusakan fasilitas kampus (Faspus) perkuliahan.
Tanda-tanda pengrusakan Faspus ini, sebenarnya mulai terlihat sejak Kamis (08/07) siang. Sejumlah mahasiswa, mulai terlihat membawa puluhan ban bekas untuk dibakar di sejumlah titik. Namun, satu sama lain masih menahan agar tidak sampai berbuat ke arah yang lebih anarkis.
Baca juga:
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Tingkatkan Kamseltibcar Lantas, Polres Trenggalek Gelar Apel Pasukan Operasi Zebra Semeru 2024
Pantauan memontum.com, aksi Jilid II itu sempat membakar ban bekas di depan Kantor Rektorat. Sembari, mereka mengeluarkan pembatas aula untuk dibakar. Mereka yang berusaha menemui Rektor IAIN Madura, pun tidak kesampaian. Sejumlah Wakil Rektor dan Kepala Biro, juga tidak diindahkan mahasiswa karena dinilai tidak memiliki kebijakan strategis.
Sambil berorasi, mahasiswa meminta pejabat teras kampus untuk mendatangkan Rektor IAIN Madura. Hingga sekitar pukul 16.30, akhirnya Wakil Rektor (Warek) menghubungi Rektor. Di ujung telepon, Rektor IAIN Madura, Moh Kosim, beralasan sakit. Termasuk, memasrahkan kebijakan kepada Wakil Rektor dan Kepala Biro.
“Sedang sakit. Tidak bisa ke Kampus. Saya pasrahkan sepenuhnya ke pimpinan yang hadir. Saya sdang tidak enak badan. Tidak bisa keluar. Saya pasrahkan ke Warek-warek dan Kepala Biro. Mohon maaf,” bunyi ujung telfon.
Di depan mahasiswa, Wakil Rektor 1, Nur Hasan, menguatkan kondisi badan Moh Kosim. Sehari sebelumnya, dirinya mengikuti acara kampus, namun tidak sampai tuntas karena kondisi badan yang kurang fit. “Saya menyaksikan sendiri, beliau (Rektor, red) pulang duluan karena tidak sehat,” ujar Nur Hasan kepada Mahasiswa.
Meski sudah dijelaskan, namun nyatanya tidak membuat mahasiswa bergeming. Mereka tetap minta Rektor didatangkan ke kampus. Mahasiswa berusaha bersabar, meski pada akhirnya mahasiswa berusaha membawa ban bekas ke dalam rektorat tapi diredam sesama mahasiswa.
“Sampean tidak memiliki kebijakan strategis. Yang punya kebijakan menurunkan UKT itu rektor. Datangkan Rektor ke Kampus,” pinta Sekretaris Dema-I, Moh Ilham Wahyudi.
Meski mahasiswa terus meminta mendatangkan Rektor untuk datang, nyatanya hal itu tidak ada hasil apapun. Bahkan, seorang orator mengusir pejabat teras kampus. Pejabat teras memenuhi keinginan mahasiswa. Sejumlah Warek dan Kabiro itu hendak pulang. Tapi, mahasiswa menutup dua pintu utama keluar dan masuk.
Praktis, pejabat teras tidak bisa keluar kampus. Begitu juga mahasiswa, ikut bertahan dan menduduki kampus dan sejumlah titik. Aksi unjuk rasa mahasiswa yang jumlahnya ratusan itu, pun klimaks. Puncaknya, mereka akhirnya membakar pos satpam, memecahkan kaca jendela aula dengan kursi.
Hingga kini, mahasiswa masih menunggu keputusan terbaru Rektor IAIN Madura, untuk memenuhi semua tuntutan mahasiswa. (srd/sit)