Pemerintahan
Tuai Kritikan karena Gowes ke Pantai saat PPKM, Pemkot Malang Minta Maaf
Memontum Kota Malang – Jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tengah mendapat sorotan dan kritikan tajam karena kegiatan gowes (bersepeda) bersama hingga masuk ke Pantai Kondangmerak yang masih ditutup selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Minggu (19/09/2021) kemarin. Menanggapi kritikan itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso, langsung mengadakan press conference di Balai Kota, Senin (20/09/2021).
“Kami memohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian tersebut. Untuk selanjutnya, jika akan diperiksa, kami akan ikuti alurnya baik dari Polres Malang maupun Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) setempat,” ungkapnya.
Baca juga:
- Masa Kampanye Pilkada 2024 Bakal Jadi Perhatian Operasi Zebra Semeru
- Tingkatkan Kamseltibcar Lantas, Polres Trenggalek Gelar Apel Pasukan Operasi Zebra Semeru 2024
- Kombes Pol Nanang Jabat Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Buher Jabat Dirreskrimsus Polda Jatim
Pria yang akrab disapa Erik itu menjelaskan, bahwa agenda tersebut merupakan kegiatan rutin Wali Kota Malang, Sutiaji, bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tergabung dalam komunitas gowes. “Agenda tersebut merupakan rutinitas gowes Pak Wali bersama komunitas-komunitas. Ada beberapa perangkat daerah juga di sana, karena memang anggota komunitas juga. Agenda ini tentunya tetap berpegang pada protokol kesehatan (Prokes) yang ada,” terangnya.
Berdasarkan keterangan Erik, destinasi Pantai Kondangmerak menjadi tujuan dengan pertimbangan medan jalan yang sesuai untuk bersepeda. “Kenapa disana, karena jarak antara Kota Malang dan Pantai Kondangmerak lumayan jauh. Kemudian medan disana cukup menantang. Ini yang pada akhirnya diputuskan untuk jadi tempat loading sepeda sebelum kembali ke Kota Malang,” tambahnya.
Dirinya menegaskan, bahwa tidak direncanakan untuk transit di Pantai Kondangmerak dalam waktu lama. Hanya sekitar 60 menit untuk loading dan mengisi perbekalan.
“Dari kami tidak ada pemaksaan masuk sama sekali. Saat itu, kami menginformasikan bahwa ada proses yang sudah kami lakukan sebelumnya, bahkan rombongan awal posisi sudah di dalam. Nah, disitulah terjadi miss komunikasi dan miss koordinasi karena disana tidak ada sinyal untuk komunikasi secara detail. Kami sempat dilema, dalam artian yang di dalam kami minta untuk segera keluar,” kata Erik.
Setelah dikomunikasikan dengan pihak setempat, akhirnya rombongan gowes Wali Kota Sutiaji diberi kesempatan untuk transit sebentar melakukan loading sepeda yang ada. Dimana loading tersebut menggunakan mobil dinas.
“Di beberapa OPD memang ada komunitas gowes rutinnya juga. Nah mobil ini jadi sarana untuk loading, karena dengan rute yang jauh tidak mungkin dilakukan secara pulang-pergi (PP). Karena itu sepeda diangkut dengan kendaraan tersebut,” ucapnya.
Selanjutnya, pria yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang itu mengaku bahwa sebelumnya sudah melakukan ijin ke pihak terkait.
“2 Hari sebelumnya Bagian Umum kami sudah melakukan komunikasi antar jajaran. Tetapi komunikasi ini kemudian tidak teralirkan karena ketika kita sampai di Pantai Kondangmerak, tidak ada sinyal,” urainya.
Dari situlah timbul proses-proses dilematis yang kemudian viral dan mendapat kritikan keras dari warga terutama warga Kabupaten Malang. “Proses-prosez dilematis ini kami memohon maaf sedalam-dalamnya kepada pengelola Pantai Kondangmerak, Forkopimcam, dan masyarakat pada umumnya, terkait adanya miskom dan mis koordinasi,” tutur Erik. (mus/sit)