SEKITAR KITA
Rakor Penanganan PMK, Kapolres Situbondo Sebut Pentingnya Edukasi dan Data Valid
Memontum Situbondo – Informasi bahwa sejumlah peternak di Kabupaten Situbondo menolak dilakukan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), mendapat respon Kapolres Situbondo, AKBP Andi Sinjaya. Dijelaskannya, bahwa sejumlah peternak bukan melakukan penolakan. Namun, hal itu terjadi dikarenakan minimnya sosialisasi kepada peternak terkait vaksinasi
“Saya turun langsung ke lapangan. Ternyata, peternak bukan menolak. Tetapi, ini karena minimnya edukasi,” ujar Kapolres dalam rapat koordinasi (Rakor) Penanganan Wabah PMK pada ternak di Pendopo Arya Situbondo, Rabu (06/07/2022).
AKBP Andi Sinjaya mengatakan, sosialisasi harus masif diberikan kepada peternak. Sehingga, mereka benar-benar memahami pentingnya vaksinasi PMK, terhadap hewan ternak yang masih sehat. Termasuk, penyemprotan disinfektan kandang ternak.
Baca juga:
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
- Pj Bupati Teguh Buka Gelaran Seminar Kebangsaan di Jombang Fest 2024
- Pj Wali Kota Malang Terima Kunjungan Studi Lapangan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Kemendagri
- Antisipasi Sengketa Aset, BKAD Sebut Perlunya Kesadaran dan Pelibatan Masyarakat
- Sosialisasi Perubahan Permendagri Soal BMD dan Aset, Pj Wali Kota Malang Ingatkan Kehati-hatian dan Tertib
“Pada prinsipnya, kita tidak boleh menyerah untuk mengatasi wabah PMK. Termasuk, edukasi kepada masyarakat yang harus lebih digencarkan,” ungkap AKBP Andi Sinjaya.
Yang tidak kalah penting, tambahnya, soal data yang valid. Sebab dengan data, itu merupakan sebuah kompas untuk menentukan arah mencapai keberhasilan target vaksinasi maupun penyemprotan kandang ternak. Jika data valid, maka pemerintah bisa fokus melakukan upaya penanganan PMK secara bersama-sama.
“Data menjadi kompas. Seperti dahulu saat menangani Covid-19. Data ini mencakup jumlah populasi ternak, target vaksinasi dan persebaran virus PMK mulai dari kabupaten hingga tingkat dusun,” ungkapnya.
Kapolres juga meminta ketersediaan vaksinator yang sesuai kebutuhan. Karena saat ini, tenaga vaksinator masih sangat minim, sehingga sulit mencapai target vaksinasi. Selain itu, vaksinasi juga harus terjadwal.
“Vaksinator harus ditambah. Dan ini harus disinergikan dalam wujud Datgas sampai di level kecamatan,” ucapnya. (her/gie)