Trenggalek

Ketua DPRD Trenggalek Dorong Tokoh Pencak Silat Lestarikan Seni Beladiri

Diterbitkan

-

Dua dari kiri, Ketua DPRD Kabupaten Trenggalek Samsul Anam

Memontum Trenggalek—Ketua DPRD Kabupaten Trenggalek, Samsul Anam mendorong pelaku dan tokoh pencak silat di Trenggalek agar terus melestarikan seni bela diri khas Nusantara ini. Bahkan, ia menginginkan perguruan pencak silat ada di setiap desa dan menjadi alat pemersatu masyarakat, bukan untuk saling bermusuhan.

Pihaknya juga mengusulkan pelajaran bela diri ini, menjadi bagian dari kurikulum pendidikan di sekolah, agar pelajar memiliki ilmu positif dan edukasi dan tidak digunakan sebagai alat permusuhan.

“Keunikan-keunikan budaya itu harus dikembangkan. Kalau ini (pencak silat) dikembangkan di semua desa, pengurus dari kabupaten, kemudian ke kecamatan, lalu ke desa-desa, maka ini kegunaannya akan luar biasa. Kegunaan dalam arti menyatukan masyarakat lewat budaya, kegunaan untuk bela diri dan bela negara, juga untuk kesehatan, ” ucapnya usai melakukan mediasi antar perguruan Pencak Silat Pagar Nusa dan IK –PI Kera Sakti di Mapolres Trenggalek setelah terjadi pertikaian keduanya, Jumat (24/8 /2018).

Menurut Samsul, jika pencak silat di tiap-tiap desa ada, maka ini harus menjadi budaya, sebagai bela diri, mempertahankan Indonesia bisa melalui bela diri pencak silat.

Advertisement

Politisi asal PKB ini mengatakan, pencak silat dari Trenggalek unik dan menarik. Karena pencak silat yang ditonjolkan adalah dengan memakai alat musik khas tradisional Jawa Timur yang dikolaborasikan dengan budaya Jawa Tengah, seperti kendang, tarompet (terompet), gong, dan kecrek sebagai irama pengiringnya.

“Ini harus dipelihara. Itu dasarnya budaya. Kalau IPSI dasarnya olah raga. Dan kenapa pencak silat ada di Trenggalek, karena dunia pencak silat di Trenggalek kuat, ” imbuhnya.

Pihaknya berharap, pencak silat bisa terus dilestarikan. Untuk itu, menurutnya, pencak silat harus disalurkan dan didukung melalui pendidikan, sehingga bisa menjadi kurikulum pelajaran mulai dari SD, SMP, hingga SMA.

“Mencegah budaya tawuran antar perguruan pencak mungkin termasuk pencak menjadi salah satu yang diusulkan dalam kurikulum pendidikan kita, ” pungkas Samsul. (mil/yan)

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas