Kabupaten Malang
Sanusi : Melalui BumDes, Kemiskinan di Kabupaten Malang Bisa Terentas
Memontum Malang–Pemerintah Kabupaten Malang tampaknya begitu serius menggarap potensi desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Seiring dengan perekonomian merupakan sisi sentral dalam pembangunan desa saat ini. Maka dari itu Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) begitu vital menopang denyut nadi ekonomi desa.
Oleh karena itu, BUMDes pun diyakini akan punya banyak daya guna positif khusunya bagi masyarakat desa. Plt Bupati Malang, Drs HM Sanusi MM mengingatkan, pentingnya penggunaan teknologi dalam meningkatkan produkitifitas dalam bidang pertanian, perikananan maupun peternakan di desa.
Untuk itu pembiayaan yang murah melalui bantuan perkreditan bank dengan menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang didukung oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, diharapkan dapat meningkatkan produktifitas pelaku usaha.
“Melalui bantuan pembiayaan yang murah, diharapkan pelaku usaha di desa seperti pertanian, perikanan, dan peternakan dapat meningkatkan produktifitasnya dengan menyertakan teknologi,” ujar Sanusi usai hadiri Workshop Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) se-Kabupaten Malang di salah satu hotel di Kota Malang, Selasa (13/11/2018) siang.
Dia menganalogikan jika BUMDes dapat dikelola dan terimplimentasi dengan baik. Maka dapat meningkatkan perekonomian Desa, mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa, meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa, serta membuka lapangan kerja.
“Cafe Sawah itu contohnya yang di Desa Pujon Kidul, betapa banyak manfaat atas aset strategi pembangunan ini, kalau kreatif pasti bisa. Karena itu saya juga minta kepada pak Sekwilda mengarahkan APBD-nya diarahkan untuk keperluan pengentasan kemiskinan, ” jelasnya.
Dia menceriterakan, sebelum jadi Cafe Sawah, dulunya adalah tanah bengkok desa yang mempunyai luas sekitar 8000 m2. Namun, lahan yang dulunya kurang produktif tersebut pada tahun 2016 disulap menjadi sebuah obyek wisata yang diberinama Cafe Sawah dan baru diresmikan pada tahun 2017.
Apa yang dicontohkannya tersebut bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku ekonomi desa. “Alih fungsi lahan ini berdasarkan kesepakatan aparat desa dan masyarakat setempat. Cafe Sawah ini letaknya di tengah hamparan sawah dan dikelilingi Pegunungan Kelet, Pegunungan Dorowati, Pegunungan Lirang dan Gunung Kelud yang menyajikan keindahan alam luar biasa,” ujarnya.
Untuk itu, imbuhnya, dirinya meminta pihak Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) untuk memperlebar akses jalan menuju Cafe Sawah, supaya kendaraan besar seperti bis bisa masuk.
“Sekarang ini, omset Cafe Sawah Pujon Kidul saat ini telah mencapai Rp 5 miliar. Jika akses jalan di lebarkan maka bis yang mengangkut wisatawan dalam jumlah banyak bisa masuk, otomatis omsetnya bisa naik,” pungkasnya. (sur/oso)