Sidoarjo
Dinas Kominfo Sidoarjo dan Wartawan Studi Komparatif ke Pemkab i Karangasem Bali
Memontum Sidoarjo—– Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Pemkab Sidoarjo bersama 55 insan pers yang bertugas di lingkungan Pemkab Sidoarjo berkunjung ke Pemkab Karangasem, Bali. Acara ini dalam rangka studi banding pengelolaan tradisi budaya, adat dan kearifan lokal.
Rombongan yang dipimpim Kepala Dinas Kominfo Sidoarjo, Y Siswojo diterima Asisten III Bidang Administrasi Pemerintahan, I Wayan Purna didampingi Plt Kepala Dinas Kominfo Karangasem, Priyagung Duarsa dan Kabag Humas dan Protokol Karangasem, I Gde Waskita Suta Dewa. Rombongan diterima di Kantor Dinas Kominfo Kabupaten Karangasem, Kamis (15/11/18).
Kepala Dinas Kominfo Sidoarjo, Y Siswojo didampingi Kabid Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Evi Rupitasari mengatakan sangat penting menjaga adat dan kearifan lokal di tengah arus moderninasi. Alaaannya, wilayah Sidoarjo merupakan wilayah perkotaan. Dikhawatirkan dengan cepatnya perkembangan teknologi dan informasi menjadikan lupa menjaga tradisi dan budaya asli Sidoarjo.
“Tujuan ke Karangasem belajar bagaimana cara mengelola dan menjaga adat, budaya dan kearifan lokal. Sekaligus sebagai kunjungan balasan, karena beberapa waktu lalu Pemkab Karangasem berkunjung ke Sidoarjo,” terangnya kepada Memo X, Kamis (15/11/2018).
Dalam kunjungan itu, sebanyak 55 wartawan ikut dalam kunjungan ini. Kabupaten Karangasem dikenal sebagai daerah adat, di tengah kemajuan dan modernisasi kota. Akan tetapi Karangasem berhasil menjaga tradisi kearifan lokal itu.
“Hingga saat ini Karangasem menjadi destinasi wisata spiritual dan adat Bali. Enam pura terbesar di Bali ada di Karangasem, salah satunya adalah Pura Besakih,” ungkapnya.
Sementara Asisten III Pemkab Karangasem I Wayan Purna menguraikan ekpose atau pemberitaan yang dilakukan Pemkab Karangasem selain memberitakan kinerja pemerintahan juga mengekspose kegiatan adat, kebudayaan dan kearifan lokal. Dua kegiatan ini dipublikasikan dengan konsisten dengan melibatkan media cetak, online maupun elektronik.
“Strategi yang dilakukan Pemkab Karangasem untuk mengenalkan adat, budaya dan kearifan lokal dengan cara menjalin komunikasi dengan pers dan kerjasama dalam publikasi. Kabupaten Karangasem punya motto kalau cari keramaian silahkan datang ke Denpasar, kalau cari kedamaian dan ketenangan silahkan datang ke Karangasem,” paparnya.
Selain itu, mantan Kepala Dinas Kebudayaan Karangasem ini menambahkan, pembinaan ke masyarakat dan dewan adat terus dilakukan. Misalnya lewat kegiatan upacara adat dengan persyaratan-persyaratan sebelum melakukan upacara harus dipenuhi. Tradisi ini terus dijaga. Pembinaan ini dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat atas destinasi Karangasem yang menjadi daya tarik wisata terjaga adat, budaya, kearifan lokal dan wisata spiritualnya.
“Hingga kini masih banyak desa tradisional dan adatnya masih tetap terjaga. Diantaranya Desa Tenganan merupakan salah satu desa dari tiga desa Bali Aga. Selain itu ada Trunyan dan Sembiran. Bali Aga adalah desa yang masih mempertahankan pola hidup yang tata masyarakatnya mengacu pada aturan tradisional adat desa yang diwariskan nenek moyang. Bentuk dan besar bangunan serta pekarangan, pengaturan letak bangunan, hingga letak pura dibuat dengan mengikuti aturan adat yang secara turun-temurun dipertahankan,” tandasnya. Wan/yan