Surabaya

Unusa Imbau Mahasiswa Pahami Media dan Pemberitaan

Diterbitkan

-

Memontum Surabaya—-Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) untuk pertama kalinya memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2019. Kampus yang dikelola Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) tersebut mengadakan Sarahsehan bersama praktisi dan pengelola media. Dalam perhelatan perdananya itu, Rektor Unusa Prof. Achmad Jazidie mengaku tertarik dengan kemajuan media dan pers.

Rektor yang lekat disapa Jazidie ini mengatakan pihaknya ingin mahasiswa yang ia bina bisa mengerti dan tahu tentang pemberitaan media massa. Karena berdasarkan mata kuliah di Unusa, institusi yang ia pimpin tidak ada kaitannya dengan media dan pers.

“Karena begini, Unusa tidak ada prodi embel-embel ilmu sosial Fisip, Komunikasi intinya terkait dengan dunia media dan pemberitaan. Tetapi mahasiswa kami perlu pengetahuan yang setidaknya dasar atau membangun kesadaran pentingnya pers dengan kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucapnya di Ruang Fastron lantai 3 Unusa Kampus B Jalan Jemursari, Kamis (7/2/2019).

Oleh karena itu, salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan momentum seperti ini. Alumnus Institut Negeri Sepuluh November (ITS) ini berharap dengan adanya acara kegiatan itu mahasiswa sedikit tahu tentang salah satu pilar keempat demokrasi tersebut.

Advertisement

“Ini adalah baru pertama kali dan kami Insyaallah setiap Hari Pers, Unusa akan ikut memperingati peringatan ini,” tambah Jazidie.

Dia berharap bisa memberikan pengetahuan penting yang mendasar tentang dunia pers sebagai salah satu pilar demokrasi. Khusus untuk Unusa peringatan HPN dengan membangun citra positif.

Sementara itu, anggota Dewan Pers terpilih Prof Mohammad Nuh mengatakan pentingnya pemberitaan khususnya menangkal hoax di dalam institusi. Menurutnya berita hoax yang menyebar di tengah masyarakat lewat media sosial dan portal-portal berita menimbulkan keresahan.

“Sejatinya informasi netral adanya, hanya saja ditangan orang-orang yang tidak bertanggungjawab informasi diolah sedemikian rupa dan disalahgunakan menjadi hoax,” katanya.

Advertisement

Lebih lanjut Nuh menganjurkan, institusi harus siap dalam memasuki era industri media yang tak menentu dan terus berubah-ubah. Ia melihat, di era 4.0 ini informasi datang bertubi-tubi, oleh karenanya mahasiswa ataupun masyarakat harus cerdas memilah-milah informasi yang mereka baca.

“Karena itu bagaimana caranya memilih ingormasi dengan cermat sehingga tidak dijadikan hoax oleh mereka yang tak bertaanggungjawab,” tutup Nuh. (sur/ano/yan)

Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas