Pendidikan
Atap Plafon Ruang Laboratorium Biologi SMAN 2 Batu Jebol
Memontum Kota Batu – Ruang Laboratorium Biologi SMA Negeri (SMAN) 2 Kota Batu, jebol pada atap plafonnya. Jebolnya atap, diduga terjadi Rabu (17/03) malam dan baru diketahui pihak sekolah pada Kamis (18/03).
Kepala Sekolah SMA Negeri 2, Anto Dwi Cahyono, mengatakan bahwa dirinya baru menerima laporan kejadian itu pada Kamis (18/03).
“Kemarin saat kita ada kegiatan pembinaan dan pengawasan dari cabang Dinas Pendidikan Kota Batu dan Malang, baru mendapatkan info sekitar pukul 10.00. Bahwa, ruang laboratorium biologi mengalami atap plafon yang ambrol dan saat ditinjau, memang benar. Sebagian besar plafon yang terbuat dari gypsum, sudah berantakan di lantai,” jelas Anto, Jumat (19/03) tadi.
Baca juga: Penerima PIP Batu Tahun Ini Turun
Masih menurut Anto, ruangan itu dibangun sekitar tujuh tahun yang lalu. Faktor penyebabnya, masih kami teliti. Apakah beban terlalu berat atau ada kondisi bangunan yang sudah lapuk. Untuk itu, sekolah berkirim surat ke DPUPR Kota Batu, guna mengetahui akibat dan seberapa besar kerusakannya pada gedung tersebut.
“Kami pada posisi mencari informasi. Memang hampir setahun ini, tidak ada kegiatan di sekolah. Gedung tetap kami rawat, tapi kami tidak tahu kekuatan bangunan tersebut. Harapannya, segera ada perbaikan kembali karena kami segera melapor ke Dapodik paling lambat Maret ini,” ujarnya.
Ditambahkan, kerusakan memang di dalam instruksi tersebut harus ada penilaian DPUPR. Tujuannya, agar tahu seberapa besar kerusakan yang ada. Ini baru pertama kali terjadi.
“Ya ada kerusakan kecil. Seperti lampu, genteng bocor, saluran air mampet. Kalau yang ini, kayaknya di luar dugaan,” tambahnya.
Sementara untuk alat-alat laboratorium, dirinya menjelaskan, tidak ada yang rusak. Karena jatuh plafon, mengenai langsung ruangan kelas. Sementara untuk peralatan, ada gudangnya sendiri.
“Untungnya, saat itu tidak ada proses pembelajaran. Tidak ada korban jiwa, karena ruangan tersebut kosong. Kami ada kegiatan, tapi di ruangan lain,” paparnya.
Disinggung apakah kegiatan pembelajaran tatap muka segera dilakukan, Anto menjelaskan, bahwa sesuai instruksi, pada Juli untuk tatap muka sesuai anjuran Bapak Menteri. Secara SOP, sudah kami penuhi dan berkirim surat ke Gugus Tugas Kota Batu.
“Rencananya kelas 12, tapi kalau tahun ajaran baru, kami sesuaikan. Karena aturannya, sepertiga siswa yang masuk. Sesuai survei, sudah kami lakukan dan ada 70 persen orang tua setuju untuk pembelajaran tatap muka,” paparnya seraya menambahkan, untuk kerusakan ruang laboratorium nantinya, sesuai edaran Kepala Dinas Provinsi Jawa Timur, selain yang menentukan DPUPR, juga belum bisa menyimpulkan ini butuh anggaran berapa. Kalau ringan bisa menggunakan BOS, kalau menengah dan berat, bisa menggunakan DAK. (bir/sit)