Surabaya

Atmoko Sulap Pohong Jadi Tepung Glepung

Diterbitkan

-

Agung Tri Atmoko

Memontum Surabaya–Jawa Timur terkenal hasil panen ubi kayu (Manihot utilisima)  Namun, selama ini ubi kayu oleh sebagian besar petani dijual tanpa diolah dengan harga sangat murah atau dibuat gaplek untuk bahan makan. Maka dari itu Kalaupun masuk ke industri, ubi kayu atau singkong itu dibuat menjadi tepung tapioka, kanji, dan bahan baku alkohol.

 

 

Menurut Agung Tri Atmoko asal Sidarjo, berkat tangan yang super aktif akhirnya dari  pohong atau ubi kayu akhirnya di sulap oleh tangan Atmoko di jadihkan sebagai tepung terigu atau Glepong.

Advertisement

 

“Saya ingin kesejahteraan petani singkong lebih meningkat  pada akhirnya  cita cita Atmoko terkabul dengan adanya  Sulapan tangan Atmoko banyak Petani  Singkong berbuah hasil ,seperti  bisa membelikan barang perhiasan dan bisa menyekolakan anak anaknya pada intinya bisa meningkatkan taraf hidup petani Singkong di Jawa Timur,” tutur Atmoko.

 

 

Advertisement

Cara  membuat Tepung singkong ,pada awalnya singkong di kupang dan di rajang pakai alat perajang kayu setelah itu di beri enzim  sesuai takaran setelah itu di rendam selama 12 jam, setelah itu tiriskan dan di jemur baru di giling ,jadi tepung.

 

Setelah itu tepung terigu diberi cap Tepung Glepung banyak sekali manfaat tepung Glepung bisa dibuat berbagai makanan, kerupuk dan lainnya. Atmoko  ingin membantu menaikkan pendapatan petani singkong. Selama ini singkong hasil panen mereka hanya dihargai sangat rendah.

 

Advertisement

“Melalui pola kemitraan yang saya kembangkan dengan memproduksi tepung terigu Glepong dari singkong, Insyaallah pendapatan petani akan meningkat,” imbuhnya.

 

Tujuan lainnya, dengan pembuatan terigu dari singkong ini maka impor gandum yang merupakan bahan baku terigu dapat dikurangi. Selama ini, ketergantungan pabrik-pabrik terigu terhadap bahan baku berupa gandum dari luar negeri sangat tinggi. ”Jika singkong dapat dibuat terigu, otomatis ketergantungan bangsa ini terhadap luar negeri jelas berkurang,” tegasnya.

 

Advertisement

Terigu dari singkong ini juga membantu para usaha kecil menengah (UKM) produsen kue, roti, mie, dan lainnya. Karena, harga terigu dari singkong ini jauh lebih murah dibanding terigu dari gandum. Harga terigu dari singkong di pasaran antara Rp 4.000 sampai Rp 5.000 per kg, sedang harga terigu dari gandum mampu mencapai Rp 7.000 lebih per kg.

 

 

Sementara ini, pola kemitraan yang dikembangkan Atmoko untuk usaha ini adalah petani diserahi mengelola proses produksi mulai pengupasan singkong, pencucian, perajangan dengan mesin, perendaman dengan enzim, penirisan, hingga penjemuran. Setelah singkong kering baru petani setor ke pabrik dengan harga Rp 2.000 per kg. Harga ini lebih tinggi dibanding jika singkong hasil panen langsung dijual seharga Rp 500 sampai Rp 600 per kg. ”Mesin perajang dan enzimnya kami bantu, sehingga petani tak terbebani,” ucap Atmoko kepada wartawan. (sri/yan)

Advertisement
Advertisement
Lewat ke baris perkakas