Kota Malang
Bakso Boedjangan Berani Perang Rasa dengan Bakso Malang Lainnya
Memontum Kota Malang—Mengusung menu Bakso, kuliner pendatang asal Bandung dengan brand Boedjangan ini, berani “perang” cita rasa beda dengan bakso khas Malang. Mengandalkan olahan daging sapi Wagyu, Bakso Boedjangan hadir di kawasan jalan Ciliwung, sejak 11 Desember 2017, sebagai outlet ke-23 dari total 26 outlet pada 11 kota di Indonesia.
Daging sapi khas Wagyu merupakan jenis ras sapi Jepang berpola marmer pada daging dan berkualitas, dengan kandungan asam lemak omega-3 dan omega-6 lebih tinggi daripada daging sapi pada umumnya.
“Kami memilih Malang untuk mewarnai kota yang dikenal kaya kuliner, khususnya menu khas Bakso. Tentunya, Bakso Boedjangan harus berani tampil beda agar bisa diterima warga Malang. Selain mengandalkan olahan daging sapi khas Wagyu, kami juga meramu dengan aneka kuah agar terasa lebih gurih, empuk, dan nikmat. Kami menjamin kehalalan, keaslian, kesegaran daging olahan dan cita rasa bumbu yang langsung didatangkan dari Bandung di hari yang sama, melalui ekspedisi udara. Sehingga kesegaran dan cita rasanya terjaga,” jelas Jelita Pramesti, staf Media Relations Cita Rasa Prima (CRP) Grup, kepada Memontum.com.
Bakso Boedjangan Malang berkapasitas 199 seats, dan 20 seats di area private. Para pengunjung dapat menikmati berbagai varian Bakso, Nasi, Yamin, hingga hidangan minuman menyegarkan, seperti Bakso Super (Pedas, Keju, Mozzarella, Wagyu hingga
Urat), Nasi-Nasian (Nasi Bakso, Nasi Goreng Bakso), hingga Es Durian Kesepian yang
sensasional.
“Ada 42 varian menu makanan, dengan menu favorit Bakso Super Wagyu Cincang dan Bakso Super Urat hingga lebih dari 100 porsi per hari. Sementara untuk minuman, ada 18 varian menu minuman, dengan favorit es durian kesepian hingga lebih dari 50 porsi per hari. Sejak dibuka sebulan lalu, Boedjangan dikunjungi lebih dari 200 orang per hari saat weekday, dan meningkat 2 kali lipat saat weekend” papar Jelita.
Uniknya, selain kuah kaldu tulang, Boedjangan juga menyediakan kuah taichan dan kuah pedas rawon untuk melengkapi cita rasanya. Dengan segmentasi para pekerja, family, dan anak kuliahan, harga yang ditawarkan pun terjangkau mulai Rp 5.000 hingga Rp 26.000.
Outlet berkonsep instragamable sebagai tempat nyaman untuk nongkrong, diskusi, dan family time ini mengusung strategi inovasi menu, dimana setiap 6 bulan selalu ada menu baru agar pelanggan tidak mudah bosan dan greget mencoba varian rasa yang ada.
Disinggung alasan pemilihan nama Boedjangan dari pabrik bakso asal Bandung yang berdiri sejak 2015 yang mengolah makanan secara higienis menggunakan mesin ini, Jelita menjelaskan makna kata “Boedjangan” menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmatnya, layaknya pria lajang (bujangan) digandrungi para wanita. (rhd/yan)