KREATIF MASYARAKAT
Berkah Ramadan, Kue Nastar Kreasi WBP Rutan Situbondo Banjir Orderan
Memontum Situbondo – Produk olahan Kue Nastar kreasi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rutan Kelas IIB Situbondo, yang dikemas dengan branding Rusibon Cake & Bakery, banjir pesanan selama Lebaran. Tidak tanggung-tanggung, produksi harian kue nastar jelang lebaran Rutan Situbondo, menyentuh angka 10 toples dengan berat sekitar setengah kilo pertoplesnya. “Sudah produksi dan laku sampai 100 toples lebih,” terang Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Situbondo, Rudi Kristiawan.
Usut punya usut, pembuatan Kue Nastar jelang Lebaran, berawal dari keinginan Karutan untuk mendorong segenap WBP, bisa tetap produktif selama jalani masa hukumannya. “Saya ingin mereka semua produktif. Tidak hanya makan dan tidur, tapi mereka di sini saya dorong untuk belajar dan bekerja,” ujarnya.
Lebih lanjut Rudi menjelaskan, ketika WBP bekerja membuat sesuatu, pihak Rutan memberikan dukungan berupa arahan dan ikut serta mempromosikan karya WBP Rutan Situbondo. “Untuk nastar, bahkan laku hingga Surabaya,” tutur Rudi.
Baca juga :
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
- Pemkab Banyuwangi Raih Penghargaan Penyelenggaraan Air Minum Aman dari Menteri PUPR
- Lihat Konser Pembuka Jombang Fest 2024, Seorang Perempuan Terkena Ledakan Petasan
Terkait dengan pengelolaan hasil keuntungan dari produksi kue nastar kreasi WBP, imbuhnya, dilakukan pembagian keuntungan secara rata. Dimana 50 persen dari pendapatan, diputar kembali sebagai pengembalian modal dan bahan baku. “15 persen untuk gaji WBP dan sisa 35 persen untuk kesejahteraan seluruh pegawai,” sambungnya.
Hingga mendekati momen Lebaran 1444 Hijriah, Rusibon Cake & Bakery terus memperoleh kebanjiran order. Berkat cita rasa nikmat dan teksturnya yang lembut, order pesanan tidak hanya dari pegawai rutan. Namun, juga dari masyarakat setempat juga berdatangan.
“Dari UPT lain seperti Surabaya dan Bangil (Pasuruan, red) juga memesan karena harganya sangat murah yaitu Rp 55 ribu pertoples,” jelas Mantan Karutan Padang Panjang itu. (her/sit)