Blitar

Bupati Blitar Tinjau Nasib 152 Warganya yang Mengungsi Akibat Dampak Tanah Gerak di Desa Balerejo

Diterbitkan

-

Bupati Blitar Tinjau Nasib 152 Warganya yang Mengungsi Akibat Dampak Tanah Gerak di Desa Balerejo

Memontum Blitar – Akibat curah hujan tinggi yang berlangsung di wilayah Kabupaten Blitar, mengakibatkan tanah longsor hingga peristiwa tanah gerak di Desa Balerejo, Kecamatan Panggungrejo, Kabupaten Blitar. Bahkan, sebanyak 53 Kepala Keluarga (KK) atau 152 jiwa, harus dievakuasi ke tempat pengungsian.

Melihat kondisi warganya, Bupati Blitar, Hj Rini Syarifah, dengan didampingi Kepala BPBD Kabupaten Blitar, Kepala Dinas Sosial, Kepala Dinas PUPR dan Kepala Dinas Perkim, meninjau langsung lokasi di Desa Balerejo, Kamis (20/10/2022) tadi. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Rini Syarifah juga menyalurkan bantuan Sembako dan kebutuhan dapur umum untuk masyarakat di Desa Balerejo, Desa Panggungrejo, Desa Serang dan Desa Kalitengah, Kecamatan Panggungrejo.

Bupati Blitar yang akrab disapa Mak Rini, ini memerintahkan OPD terkait untuk mendata kerugian materiil dan kerusakan infrastruktur umum yang terdampak banjir, longsor maupun tanah gerak, yang selanjutnya untuk dilakukan perencanaan perbaikan ke depannya.

“Pemerintah berupaya menanggulangi bencana ini dengan terus berkoordinasi dengan PVMBG, BMKG, Perhutani, Pemerintah Provinsi Jatim hingga pusat serta stakeholder yang ada, guna melakukan kajian bersama terkait mitigasi bencana atau kebencanaan untuk antisipasi lebih awal,” kata Mak Rini

Advertisement

Mak Rini menambahkan, seperti diketahui kondisi di Blitar Selatan, ini memiliki kontur tanah berupa batu kapur. “Kontur tanah berupa batu kapur ini, kalau hujan lebat bisa menyebabkan longsor, karena air hujan yang tidak bisa diserap meluber ke bawah,” imbuhnya.

Baca juga :

Untuk itu, Mak Rini mengimbau kepada masyarakat agar melestarikan lingkungan dan tidak merusak hutan. Hal ini agar apabila hujan turun dengan lebat, airnya bisa terserap oleh pohon. Selain itu meminta supaya masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. “Saat ini masyarakat harus waspada dengan bencana hidrometeorologi dengan mempersiapkan diri dan juga kebutuhan yang diperlukan, terutama untuk keselamatan jiwa,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Pemkab Blitar ini memberi motivasi kepada para pengungsi untuk bangkit bersama dan saling menguatkan. Agar bencana yang terjadi di Kabupaten Blitar ini bisa dihadapi dengan tegar. “Apresiasi dan terima kasih kepada para relawan yang telah membantu dengan jiwa raga dan sumbangsih dari para donatur untuk meringankan beban korban,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, Ivong Betryanto, mengatakan bahwa bencana tanah gerak ini disebabkan karena munculnya sumber air di bawah tanah. “Di bawah tanah yang gerak sudah muncul sumber air baru dan tanah di atasnya mengambang. Sehingga terjadilah tanah gerak,” kata Ivong Betryanto.

Advertisement

Lebih lanjut Ivong menyampaikan, akibatnya sebanyak 53 Kepala Keluarga (KK) terdampak dan 152 jiwa dievakuasi ke tempat pengungsian di Balai Desa Balerejo, ada juga yang mengungsi di saudaranya. “Mereka terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Karena rumah mereka mengalami retak-retak parah akibat bencana tanah gerak tersebut,” jelasnya.

Ivong menegaskan, 53 kepala keluarga yang terdampak tersebut, tersebar di dua RT. “Data sementara 53 KK itu, tapi ini terus kami update. Yang terpenting sekarang kita lakukan darurat bencana dulu sambil terus koordinasi dengan BPBD Provinsi dan pihak-pihak terkait,” ujarnya. (jar/gie)

Advertisement
Lewat ke baris perkakas