Lamongan
Bupati Lamongan Buka Outbound Training Penguatan Moderasi Beragama
Memontum Lamongan – Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, membuka pelaksanaan kegiatan outbound training penguatan moderasi beragama pada Selasa (30/08/2022) tadi. Kegiatan yang berlangsung di Aula CV Hartono, Dusun Tanjung Kulon Desa Munungrejo Kecamatan Ngimbang, disampaikan bupati bahwa moderasi beragama bukanlah memiliki arti memoderasi agama. Melainkan, sikap bagaimana memoderasi dalam kehidupan beragama.
“Tentu ini menjadi bagian dari ikhtiar kita semua, untuk menciptakan harmonisasi dan kondisi yang kondusif bagi masyarakat. Kerukunan dalam keberagaman inilah, sebenarnya yang menjadi mode dasar dan sangat penting agar negara ini menjadi kondusif,” kata Bupati Yuhronur
Baca Juga :
- Terima Kunjungan Pemkot Singkawang, Pj Wali Kota Iwan Tunjukkan Penguatan Sinergitas TSP di Kota Malang
- Bupati Karna Serahkan SK Perpanjangan Masa Jabatan Ratusan Anggota BPD
- Percepat Pengadaan Lahan Parkir di Kayutangan Heritage, Dishub Malang Harap 2025 Dapat Dimanfaatkan
- Bekali Siapsiagaan Bencana, BPBD Lumajang Sosialisasi Program Beli Nasi untuk Pelajar
- Beri Kejutan Peserta, Uang Pendaftaran Event Malang Night Run 2024 Dikembalikan 100 Persen
Ditambahkannya, bahwa Kabupaten Lamongan sejak dulu telah sangat terkenal dengan moderasi beragama yang harmonis. Hal ini, dibuktikan dengan banyaknya contoh desa dengan keberagaman yang terus menjaga keharmonisannya dalam beragama dan sosialnya.
“Kita punya etalase, contoh-contoh desa dengan moderasi beragama sejak dulu, seperti Desa Balun yang mampu menciptakan kehidupan beragama yang harmonis dan kehidupan sosial yang baik. Inilah yang kita harapkan dalam skala besar negara kita, untuk terus utuh dan selalu dalam kondisi yang kuat dan kondusif. Saya mengapresiasi sekali kegiatan ini,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lamongan, Fausi, mengatakan ada empat indikator tolak ukur dalam menciptakan moderasi beragama, yang merupakan suatu sikap pandang tentang bagaimana cara mengamalkan agama yang saling menghargai dan menghormati antar satu dengan lainnya. Terlepas, dari perbedaan sesama maupun antar umat beragama.
“Ada empat indikator yang menjadi tolak ukur dalam menciptakan moderasi beragama yakni komitmen kebangsaan NKRI, toleransi, anti kekerasan, dan akomodasi terhadap budaya,” ungkapnya.
Kegiatan ini diikuti oleh anggota FKPAI (Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam) Non-PNS di Kabupaten Lamongan. (zen/sit)