Pemerintahan
Bupati Trenggalek Berikan Bantuan Sembako Kepada Santri Yang Tetap Tinggal di Ponpes
Memontum Trenggalek – Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) salurkan bantuan sosial kepada para santri yang memilih menetap di pondok pesantren saat Pandemi Covid-19.
Para santri yang menetap di pondok ini diberikan bantuan sembako senilai Rp. 100 ribu yang bersumber dari donasi yang dikumpulkan oleh BAZNAS Trenggalek.
Diketahui, bantuan sosial ini diberikan kepada 123 santri Pondok Pesantren Darussalam yang ada di Desa Sumbergayam Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek.
“Kami mengumpulkan donasi lewat gugus tugas yang dikelola oleh BAZNAS. Kemudian kita manfaatkan untuk warga masyarakat yang berada di dalam Kabupaten Trenggalek tetapi tidak ber KTP Trenggalek,” ucap Mochamad Nur Arifin usai menyalurkan bantuan, Jumat (05/06/2020) siang.
Bupati menambahkan, siapa saja yang berhak mendapatkan bantuan, salah satunya adalah santri-santri pondok yang berasal dari luar kota, dan tetap bermukim di pondok-pondok pesantren selama musim pandemi Covid 19.
“Biasanya teman teman yang ada di pondok ini masih dimintai tolong kerja membuat genteng atau segala macam, namun sekarang ini tidak bisa. Maka hari ini kita berikan bantuan makanan, imbuhnya.
Suami Novita Hardiny ini juga mengapresiasi keputusan yang diambil oleh para santri ini. Dengan tetap menetap didalam pondok pesantren tentunya sangat membantu pemerintah meminimaliar penyebaran wabah Covid 19.
Merujuk pengalaman pasien 05 Trenggalek, meskipun berbekal Rapid Test non reaktif dari Surabaya, ternyata tidak menjamin dirinya tidak terjangkit virus ini. Dalam perjalanan sangat dimungkinkan seseorang tertular virus ini, contohnya pasien 05.
Dari Surabaya dirinya dinyatakan sehat dan bebas Covid 19, namun setelah beberapa hari di Trenggalek, yang bersangkutan merasakan tidak enak badan. Setelah melakoni serangkaian tes kesehatan, akhirnya Pasien 05 dinyatakan Positif Corona. Bagi para santri yang melakukan perjalanan mudik tentunya mempunyai resiko serupa.
Sementara itu, Ketua BAZNAS Trenggalek Mahsun Mahisma Ismail menjelaskan mengenai bantuan yang diberikan kepada para santri yang menetap di didalam pondok saat Pandemi Covid berlangsung.
“Kita menghitungnya simpel saja, jadi setiap santri yang tidak pulang, atau menetap di pondok selama pandemi Covid, kami dari gugus Covid 19 Baznas, lewat santunan yang dititipkan kepada kami, kita beri bantuan Rp. 100 ribu rupiah per santri,” jelasnya.
Ditambahkan Mahsun, bantuan ini diwujudkan dalam bentuk sembako berupa beras, mie dan minyak. “Kemudian kita tambah, untuk pesantren yang menampung santri yang tidak pulang semprotan disfektan,” kata Mahsun.
Tercatat ada 38 lokasi, atau pondok pesantren yang masih menampung santrinya yang tidak pulang. Bentuknya variatif dan Darussalam ini termasuk yang cukup banyak, 123 santri. Tentunya jumlahnya tidak sama, ada yang 3 santri, 15 dan jumlah yang lain.
“Kami harapkan dengan bantuan ini para santri ini bisa istikomah menuntut ilmu di pesantrennya dan tidak kemana-mana sehingga dapat mendukung Covid ini selesai di Trenggalek,” harapnya.
Afifudin, salah satu pengasuh pondok ini mengapresiasi upaya Pemerintah Trenggalek dan BAZNAS yang memberikan bantuan kepada para santrinya yang masih menetap di dalam pondok.
“Saya sebagai perwakilan dari santri Darussalam, mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya atas bantuan untuk santri-santri dari luar kota. Kebanyakan santri kami berasal dari Sumatra Jawa Tengah dan Kalimantan dan tidak bisa pulang kerumah,” tutur Afifudin. (mil/oso)