Probolinggo
Calon Haji Gili Ketapang Diantar Iringan Kapal Laut Jonggrang
Demi mengantar sanak saudara, warga rela berpanas-panasan mengiring calon haji menyeberangi jarak 5 mil laut atau sekitar 45 menit waktu tempuh perjalanan. Mereka tak mempedulikan ombak yang saat ini cukup besar. Ditambah dengan tiupan angin yang membuat gelombang ombak semakin membesar.
Bahkan, mereka rela tak melaut demi melestarikan tradisi yang sudah turun temurun itu. Sembari mengharap berkah, suatu saat bisa menyusul ke Tanah Suci.
“saya nggak peduli, yang berhaji itu masih kerabat atau bukan. Yang penting ikut,” timpal Sumari, warga yang ikut mengantarkan.
Suasana haru pecah saat calon jemaah haji akan berangkat menuju titik pemberangkatan, yakni wisata Miniatur Kakbah, di Desa Curah Sawo, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Tangis haru dan kalimat tauhid ‘Labbaika allahumma labbaik, Laa syariika laka labbaik, Innalhamda wan-ni’mata laka wal mulk, laa syariikalak’ mengiringi keberangkatan belasan calon haji tersebut.
Kepala Desa Gili, Supariyono menuturkan, demi menyambut tradisi tersebut, sejak Selasa (24/7/2018), warganya sudah tidak bekerja atau melaut. Mereka memilih untuk menghias kapal-kapal pengantar haji, yang akan berangkat pada keesokan harinya. Sejumlah kapal dipercantik dengan beragam hiasan dan aksesoris guna memeriahkan proses pemberangkatannya.
“Sejak kemarin sudah dipersiapkan, sesuai jumlah yang naik haji. Alhamdulillah tadi perjalanannya berlangsung lancar. Kami akan terus melestarikan budaya yang sudah menjadi tradisi bertahun-tahun ini. Berharap tradisi ini mampu menggugah warga yang lain agar selalu ingin menunaikan rukun Islam ini,” tuturnya. (pix/yan)