Wisata
Coban Rais Siap Tampung Wisatawan Selama Nataru
Alam terbuka nan asri sangat pas jadi jujugan selama pandemi
Memontum Kota Batu – Coban Rais menjadi salah satu wisata alam di Kota Batu, yang akan tetap menjadi primadona wisatawan selama menyambut Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Deburan air yang jatuh dari curah dengan ketinggian sekitar 20 meter, menjadi nuansa tersendiri dalam menghilangkan penat dari hingar bingar perkotaan.
“Banyak wisatawan yang mengakui itu. Suara air terjun dan sejuknya kawasan menjadi faktor utama di Coban Rais,” tutur Pengelola Coban Rais, Sumirin
Karenanya, tambah Sumirin, banyak wisatawan yang rela berjalan sekitar 6 km terlebih dahulu, untuk bisa mencapai ke tempat air terjun, yang masuk wilayah Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan/Kota Batu.
Ini karena, akses jalan menuju lokasi air terjun, masih jalan setapak dan tidak memungkinkan membawa kendaraan biasa.
“Meski harus berjalan kaki, namun suasana jalan yang dilintasi sangat sejuk. Sehingga, seraya olah raga sejenak sambil menikmati udara segar,” tambahnya.
Indahnya Roban Rais, pun seolah menjadi dahaga selama harus berjalan kaki santai. Tidak hanya menawarkan keindahan alam, camping ground di wisata yang berusia 15 tahun itu, pun tergolong murah.
Wisatawan hanya perlu membayar Rp 50 ribu untuk menyewa tenda dome dengan kapasitas 4 orang per acara.
“Jadi kalau acaranya tiga hari, ya tetap bayar Rp 50 ribu, untuk satu tenda,” imbuhnya.
Sedangkan untuk tiket masuk, wisatawan hanya perlu membayar Rp 12 ribu per orang. Sumirin menambahkan, jika wisatawan ingin menggunakan jasa ojek menuju lokasi air terjun, maka pengunjung harus mau mengantri.
Hal ini dikarenakan hanya ada 10 jasa ojek di Coban Rais. “Sedangkan untuk ongkos sekali jalan antara Rp. 20 ribu sampai Rp. 25 ribu. Ojeknya menggunakan motor trail dan hanya bisa membawa satu penumpang karena kondisi jalan yang masih alami,” katanya
Menjelang Nataru ini, Sumirin sudah siap untuk pembatasan kuota kunjungan yang membludak. Hal itu dilakukan, guna menyesuaikan dengan aturan Prokes yang ada. Seperti, dengan cara menutup lokasi 1 sampai 2 jam, jika kuota pengunjung melonjak tajam.
“Kalau quotanya naik drastis, maka akan memakai sistem buka-tutup,” ujarnya.
Sumirin memprediksi, Nataru saat ini pasti akan berbeda dengan Nataru sebelumnya. Itu karena, adanya pandemi. Namun, wisata dengan menyajikan alam terbuka, akan lebih banyak diminati. (cw2/sit)