Pemerintahan
Cuaca Ekstrim, BPBD Bangkalan Imbau Warga Kenali Ciri Puting Beliung
Memontum Bangkalan – Musim pancaroba yang terjadi saat ini mulai terjadi sejak awal bulan november. Musim ini merupakan peralihan dari musim kemarau ke penghujan. Kondisi ini memicu timbulnya cuaca ekstrim yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Untuk itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menghimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati.
Kepala BPBD Rizal Morris menyampaikan, kondisi ini bisa terjadi secara sporadis. Intensitas hujan dalam kondisi ini bisa terjadi sangat lebat disertai angin kencang hingga terjadi puting beliung. Namun, tidak semua angin kencang akan berakibat puting beliung.
“Kami himbau kepada seluruh masyarakat agar saat terjadi hujan lebat tidak berteduh dibawah pohon ataupun baliho-baliho, khawatir angin kencang ataupun petir,” ucapnya.
Rizal menambahkan, Biasanya angin puting beliung diawali dengan udara yang terasa panas akibat radiasi matahari yang cukup kuat di suatu pagi hingga siang. Selain itu, biasanya ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 wib dan 07.00 pagi (lebih dari 4.5°C) yang disertai dengan kelembaban cukup tinggi mencapai nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (diatas 60%).
Bila dilihat secara langsung, biasanya saat pagi akan terbentuk awan Cumulus atau awan putih berlapis – lapis. Diantara awan tersebut akan ada satu jenis awan yang batas tepinya sangat jelas berwarna abu – abu menjulang tinggi seperti bunga kol. Awan itu kemudian akan berubah cepat menjadi abu – abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus (CB). Setelah itu, pepohonan, dahan atau ranting yang ada di sekitar akan mulai bergoyang cepat.
“Tanda selanjutnya biasanya adanya sentuhan udara dingin di sekitar tempat tersebut. Hujan akan hujan sangat deras secara tiba-tiba di titik di mana angin kencang ini berhembus. Jika hujan hanya gerimis maka angin puting beliung terjadi di titik yang lebih jauh,jika dalam 1 – 3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi penghujan/pancaroba maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun dari angin yang masuk dalam kategori puting beliung,” terangnya.
Sebagai antisipasi dampak puting beliung itu, ada sejumlah tindakan yang bisa dilakukan warga. Yaitu dengan merapikan pohon besar, rimbun, dan tinggi serta rapuh untuk mengurangi beban pada pohon tersebut. Kemudian mengecek dan memperkuat bagunan non-permanen maupun semi permanen seperti atap rumah yang sudah rapuh. Juga mengecek dan memperkuat bagunan konstruksi seperti papan reklame, dan baliho.
“Segera menjauh dari lokasi kejadian apabila mengetahui adanya indikasi akan terjadi puting beliung,” pungkasnya. (isn/nhs/yan)