Kota Malang

Destinasi Wisata Tematik Kota Malang Harus Berimage

Diterbitkan

-

Maulina Pia Wulandari Ph.D, mengajak pengelola wisata mengembangkan image obyek wisatanya. (ist)

Memontum Kota Malang – Meski tak memiliki destinasi wisata alam, Kota Malang dikenal dengan destinasi wisata tematik, seperti Kampung Warna-warni, Kampung 3D, Kampung Arema, dan kampung-kampung lainnya. Meski berbekal wisata tematik, target yang diusung pun juga tinggi. Dengan kemasan Wisata Kampung Tematik diharapkan mampu mendatangkan minat wisatawan, baik lokal hingga manca negara.

Praktisi akademis, Maulina Pia Wulandari Ph.D, mengatakan, atraksi pariwisata harus dianggap sebagai sebuah produk pariwisata dalam tujuan wisata. Sebagai sebuah produk, tujuan wisata harus memiliki sebuah merek/brand/image agar wisatawan mengenal obyek wisata tersebut. Untuk itu, pakar Public Relations ini membagikan tips praktis kepada pengelola obyek wisata di Kota Malang, agar tujuan wisata semakin dikenal masyarakat dan mampu meningkatkan angka kunjungan ke obyek wisata.

“Ada 3 hal penting yang perlu diperhatikan oleh para pengelola destinasi wisata untuk menciptakan brand awareness, yaitu keunggulan produk, penerapan strategi komunikasi pemasaran yang terpadu, dan sarana/prasarana pendukung operasional pariwisata,” kata dosen FISIP UB ini, kepada pengelola berbagai destinasi wisata di Kota Malang dalam Pelatihan Tata Kelola Destinasi Pariwisata yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang.

Menurutnya, obyek wisata harus berciri khas unik dan spesifik, tidak sama dengan wisata lainnya. Diperkenalkan kepada masyarakat dengan strategi komunikasi pemasaran terpadu mulai iklan, publisitas, dan event. Tentunya yang mengajak pengunjung merasakan dan memiliki pengalaman yang indah tentang obyek wisata yang dikunjungi. Upaya ini harus didukung fasilitas pendukung yang baik pula.

Advertisement

“Buatlah event-event yang menghadirkan pengalaman baru bagi pengunjung. Sehingga mereka akan selalu mengingat pengalaman datang ke tempat wisata anda. Pengelola wisata harus memiliki concern utama pada destinasi wisata dan infrastruktur penunjang pariwisata yang ada,” jelas Pia.

Hal mendasar penting namun sering dilupakan pengelola wisata adalah pelayanan pelanggan yang berkualitas. “Mulai dari tukang parkir, toilet, penjaga karcis, hingga pemandu wisata harus dapat memberikan pelayanan yang prima. Jangan sampai judes kepada pengunjung. Bagaimana cara menanggapi keluhan pelanggan juga harus dipahami oleh pengelola wisata,” pesan Pia.

Terakhir dan terpenting, di era digital saat ini, pengelola wisata harus melek dan mengetahui trend seperti apa yang berkembang di masyarakat. “Ajak content creator dan influencer di media sosial untuk mengunjungi destinasi wisata. Dari situ ibarat getok tular yang bikin orang lain juga ingin ke tempat wisata anda,” tandas Pia. (adn/yan)

 

Advertisement
Advertisement

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker

Refresh Page
Lewat ke baris perkakas