SEKITAR KITA
IDM Meningkat, Seluruh Desa Kota Batu Menjadi Desa Mandiri
Memontum Kota Batu – Pembangunan di Kota Batu yang berkembang pesat membawa pada peningkatan nilai Indeks Desa Membangun (IDM), dengan peningkatan nilai tersebut menjadikan predikat Desa Mandiri bagi beberapa Desa yang sebelumnya masih merupakan Desa maju, dan yang baru saja mendapatkan predikat itu empat Desa yang berada di Kecamatan Junrejo.
“Yang masih tertinggal memang masih di kawasan Kecamatan Junrejo yakni Desa Torongrejo, Desa Beji, Desa Pendem, dan Desa Tlekung. Alhamdulillah sejak nilai Indeks Desa Membangun (IDM) naik diatas 0,8 maka bisa menjadi desa mandiri,” tutur Camat Junrejo, Dian Saraswati.
Baca juga:
- Ketua DPRD Trenggalek Definitif Periode 2024-2029 Resmi Ditetapkan
- Pemkab Jember Hentikan Sementara Penyaluran Bansos, Hibah dan Honor Guru Ngaji
- Besok, 32 Ribu Peserta Bakal Ikuti Tes SKD CPNS di Kota Malang
Dijelaskan pula saat diwawancarai pasca acara Penandatanganan Berita Acara IDM pada Selasa (20/04) siang, di Pendopo Kecamatan Junrejo. Mantan Lurah Songgokerto tersebut mengakui bahwa diawal penempatannya sebagai Camat di Junrejo memang masih banyak tugas yang harus segera dilakukan salah satunya menjadikan Desa Mandiri.
Ia pun menerangkan dengan adanya perubahan status di empat desa tersebut membuat seluruh desa se Kota Batu menjadi Desa Mandiri mengingat sebelumnya hanya ada 15 desa yang menyandang predikat Desa Mandiri dari 19 desa yang ada.
Lebih lanjut, peningkatan IDM tersebut dikarenakan meningkatnya beberapa fasilitas di Kota Batu karena banyaknya pembangunan infrastruktur yang digalakkan dalam beberapa tahun terakhir.
Ia mencontohkan dari segi kesehatan seluruh masyarakat Kota Batu telah terjamin dikarenakan adanya bidan desa dan posyandu yang mudah diakses oleh tiap-tiap desa serta biaya yang ditanggung oleh Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), maupun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
“Selain itu peningkatan keanggotaan BPJS yang juga terus naik secara signifikan. Dan ketika masyarakat tak mampu membayar maka telah dicover oleh (Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau (DBHCT) meskipun harus turun kelas menjadi kelas 3,” imbuhnya.
Sementara dengan adanya peningkatan status ini maka tiap-tiap desa bisa mempercepat penyerapan Anggaran DD (ADD) yang biasanya pencairannya terbagi menjadi tiga termin dengan prosentase 40 persen termin pertama, 40 persen termin kedua, dan 20 persen termin ketiga, kini menjadi dua termin saja dengan prosentase 60 persen termin pertama dan 40 persen termin kedua.
Hal ini tentu akan mempercepat proses penyerapan anggaran karena untuk termin pertama bisa cair antara bulan Februari sampai Maret dan termin kedua diperkirakan bulan Agustus.
Dian juga menambahkan adanya percepatan penyerapan ADD juga bisa menggali potensi desa yang belum sempat tersentuh. “Pendampingan tentunya juga menjadi lebih intens dari Kemendes yang telah menunjuk pendamping desa baik dari tingkat kota maupun tingkat desa,” tuturnya.
Sementara itu, Pendamping Desa Tingkat Kota, En Has Meditiawan, menerangkan terjadi peningkatan skor IDM di Desa Torongrejo yakni dengan skor 0,81, untuk Desa Beji kini memiliki skor 0,86, untuk Desa Pendem memiliki skor 0,82, dan untuk Desa Tlekung memiliki skor 0,83.
“IDM ini terbagi menjadi tiga sub indikator yakni Indeks Lingkungan (IKL), Indeks Sosial (IKS), dan IKE (Indeks Ekonomi). Torongrejo sendiri naik dari sisi IKL seperti adanya fasilitas kesehatan yang memang mudah dijangkau oleh masyarakat,” tutur Tiawan.
Ia melanjutkan, untuk Desa Pendem meningkat secara signifikan dari sisi IKE yakni adanya pasar yang berkembang, lalu jasa ekspedisi yang mulai menjamah kawasan tersebut.
Untuk Desa Beji sendiri juga meningkat dari sisi IKS yakni kawasan yang memiliki persiapan mitigasi bencana. “Lalu untuk perkembangan di Desa Tlekung naik dari sisi IKS yakni penambahan anggota BPJS secara signifikan serta kegiatan kesenian yang mulai banyak dilakukan,” terang Meditiawan. (bir/ed2)